Malam melarut. Sepi melihatku dengan mata merendahkan. Melihatku yang masih menantimu pulang.
"Aku pasti pulang," katamu mencoba meyakinkan ku.
"Terlambat?" Kataku merajuk.
"Jakarta macet."
Kamu selalu mencari pembenaran. Dan aku tak mau bertengkar. Â Capai.
Aku terlalu mencintaimu. Â Wajarlah kalau rasa rinduku selalu hadir menemani ku.
Aku rindu padamu.
Tapi kamu tetap tak peduli. Hingga kemudian rinduku bergeser. Padanya. Â Dia sedang pulas. Setelah puas dan memuaskan rinduku padamu yang sekian lama kehilangan alamat jelas.
Maaf, rinduku padamu tertinggal di kenangan yang lama lama semakin kabur.