Mohon tunggu...
Mochamad Rizky Pangestu
Mochamad Rizky Pangestu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis Muda

Saya suka menulis, dan ingin berbagi cerita melalui tulisan-tulisan saya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pura-Pura Lupa

30 November 2022   13:42 Diperbarui: 30 November 2022   13:49 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dyl, sejak mengakhiri hubungannya dengan Neyl memutuskan untuk kembali mengikuti seleksi di semester baru. Sekarang, Dyl anak bahasa.

"Dylo, kok kamu diam terus. Marah ya? Oh iya, aku lupa harusnya kalau kamu lagi bete aku panggil kamu Dylove." Neyl memajukan wajahnya, didekatkan pada wajah Dyl. Senyumnya melebar.

Sedang Dyl, tengah berusaha menahan godaan yang benar-benar menggoda ini. Kamu kenapa sih Nyl? Lupa atau pura-pura sih?

Neyl masih terus merayu Dyl. "Kamu gak pernah jemput aku lagi, kenapa? Kita udah lama gak main lagi, ayo main bareng lagi. Kita udah lama gak nonton bareng, ayo nonton lagi. Dylove..."

Dyl yang mencoba menahan gejolak malah tersedak.

"Dylove, ini minum..." Neyl menyodorkan cangkir kopinya, hampir saja tangan mereka beradu. "Gak usah." Jawab Dyl datar. Neyl memundurkan lagi tangannya.

"Dylove..."

"Neyl!" sentak Dyl, tiba-tiba. Neyl tersentak, namun, ah! umpat Dyl, mata itu terlalu menggemaskan. Mata Neyl yang mengiba. Tapi Dyl mampu mengontrol diri, tidak rapuh lagi atau mencoba untuk tidak rapuh lagi.

"Kamu lupa ya? Kita kan udah udahan" meluncur begitu lancar dari bibir Dyl, dirinya sendiri bahkan tak percaya bisa mengatakan itu.

Neyl tetap tersenyum. Namun segera mengalihkan pandangannya. Tak lama bus datang, air mata Neyl jatuh seketika, ia sapu segera. 

Aku gak lupa kok Dyl. Aku cuma pura-pura lupa, kalau kita bukan apa-apa lagi, bukan siapa-siapa lagi. 

Dyl bahkan sudah melesat masuk ke dalam bus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun