Blitar - Tim Pengabdian Geofisika Universitas Negeri Malang (UM) bekerja sama dengan program keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) SMK Negeri 1 Kademangan menggelar Applied Training of Geophysics selama dua hari (5-6 Agustus 2025). Kegiatan yang diketuai oleh Dr. Cahyo Aji Hapsoro, M.Si. ini memperkenalkan program GEOQUAL (Geophysical Soil Quality Monitoring), aplikasi berbasis web untuk pemantauan kualitas tanah yang dirancang mendukung pertanian cerdas dan berkelanjutan.
GEOQUAL dikembangkan oleh Tim Geofisika UM, memadukan sensor tanah digital dengan teknologi pemetaan spasial untuk menampilkan kondisi tanah secara real-time. Melalui kombinasi data pH, suhu, dan kelembapan tanah, sistem ini dapat memberikan rekomendasi jenis tanaman yang sesuai, sekaligus menghasilkan laporan cetak lengkap beserta peta lokasi survei.
Kolokium "Petani & Inovasi" dan Pengenalan GEOQUALÂ
Rangkaian acara hari pertama (5 Agustus 2025) dibuka dengan sambutan hangat dari Kepala SMK Negeri 1 Kademangan, Bapak Hadi Sucipto, M.Pd.
"Kami menyambut baik inisiatif dari Universitas Negeri Malang dalam memperkenalkan teknologi monitoring tanah seperti GEOQUAL. Ini adalah langkah nyata bersama dalam menyiapkan generasi muda agar tidak hanya menjadi petani konvensional, tapi menjadi inovator dalam bidang pertanian yang mampu mengambil keputusan berbasis data"
ujarnya dalam sambutan pembukaan. Diikuti dengan penyerahan cinderamata sebagai simbol kolaborasi antara UM dan SMK Negeri 1 Kademangan.
Kegiatan dilanjutkan dengan kolokium bertajuk "Petani dan Inovasi: Transformasi Peran Generasi Muda Indonesia Menyongsong Pertanian Cerdas dan Berkelanjutan" yang disampaikan oleh Moch. Khoirul Rifai, M.Si. dari Tim Geofisika UM. Pada sesi ini, seluruh siswa diajak membayangkan pertanian yang bukan lagi sekadar membajak sawah atau menanam bibit secara manual, tetapi memanfaatkan data real-time untuk menentukan langkah terbaik. Mereka diperkenalkan pada bagaimana perubahan iklim, kondisi tanah, dan kebutuhan tanaman bisa diukur secara presisi untuk meningkatkan produktivitas sekaligus menjaga keberlanjutan.
Untuk memantapkan pemahaman, Firman Qashdus Sabil (Anggota Mahasiswa Tim Pengabdian Geofisika UM) memandu siswa membuat dummy data dan mengujinya di GEOQUAL. Mereka mencoba menginput data, membaca visualisasi, dan menafsirkan hasilnya. Bagi sebagian besar siswa, ini adalah kali pertama mereka melihat teknologi seperti ini bekerja.
Pengambilan Data Lapangan dan Simulasi DataÂ
Pada hari kedua (6 Agustus 2025), para peserta kembali dengan semangat baru. Agenda dimulai dengan pengenalan alat Digital Soil Analyzer Tester Meter oleh Farah Jihan Nadirah (Anggota Mahasiswa Tim Pengabdian Geofisika UM). Alat ini menjadi "mata" yang membaca kesehatan tanah. Setelah pembagian kelompok dan lembar data, siswa diarahkan menuju lahan praktik sekolah. Setiap kelompok dibimbing untuk melakukan pengambilan data terstruktur dari parameter pH, suhu, dan kelembapan tanah.
Setelahnya, setiap kelompok dipandu untuk menginput data CSV ke dalam GEOQUAL, melihat peta grid hasil pengolahan, dan menafsirkan rekomendasi tanaman. Setiap kelompok lalu mempresentasikan temuan mereka, mulai dari kondisi tanah yang kurang ideal untuk padi hingga lahan yang cocok untuk sayuran daun.
Salah satu siswa peserta, mengungkapkan antusiasmenya setelah mengikuti sesi praktik.
"Kegiatan ini seru banget. Saya bisa tahu kondisi tanah lengkap, mulai dari pH, suhu, hingga kelembapan, dan langsung dapat saran tanaman lewat aplikasi. Jadi makin yakin kalau bertani itu bisa modern dan canggih"
ujarnya dengan semangat. Koordinator Program Keahlian ATPH, Ibu Yustinanda Rahma Dewi, S.P. juga menekankan pentingnya integrasi teknologi ke dalam kurikulum.
"Siswa kami membutuhkan pengalaman langsung seperti ini. Dengan pelatihan GEOQUAL, mereka belajar membaca kondisi tanah, menginterpretasi data, dan menentukan rekomendasi tanaman yang sesuai secara ilmiah"
tuturnya dalam sambutan penutup. Kegiatan diakhiri dengan pengisian kuisioner GEOQUAL, penyampaian kesan dan pesan oleh siswa dan guru, serta sesi foto bersama.
Pelatihan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat UM yang mendorong integrasi teknologi sains dalam pendidikan vokasi. Melalui sinergi UM dan SMKN 1 Kademangan, diharapkan lahir lulusan yang tidak hanya terampil dalam bertani, tetapi juga mampu mengembangkan inovasi untuk mewujudkan pertanian yang cerdas dan berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI