Mohon tunggu...
M Iqbal M
M Iqbal M Mohon Tunggu... Seniman - Art Consciousness, Writter, and Design Illustrator.

Aktif sekaligus pasif bermanifesto, bermalas-malasan, dan memecahkan misteri. Selebihnya, pembebas dari sebuah ketiadaan, tanpa awalan dan akhiran. Kontak saya di @mochamad.iqbal.m

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hapuskan Ospek!, Hapuskan Pendidikan Indoktriner yang Menindas!, Lawan Premanisme dan Pembodohan di Lingkup Akademi !.

15 September 2020   05:13 Diperbarui: 16 September 2020   22:10 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebab, konten yang diberikan panitia berupa konten pertanyaan-pertanyaan yang tidak masuk akal, dan tindakan yang tidak mengenakan---yang jauh dari etika membimbing berargumentasi secara etis dan intelektual. Disamping itu, secara alamiah, kepribadian setiap orang itu berbeda-beda, dan hanya orang itu sendirilah yang dapat merubah kepribadiannya sendiri, bukan atas keterpaksaan dari orang lain yang memaksa dan menindas.

Justru konten melatih etika dan mental itu hanya malah membuahkan perihal yang NEGATIF !!!. 

Contohnya, dari pihak mahasiswa baru akan bersikap tidak bersimpati (antipati) terhadap panitia yang memberikan konten secara tidak masuk akal dan tidak mempunyai etika berdialog tersebut. Sedangkan dari pihak panitia akan merasa tidak dihormati sebagai orang yang membimbing mereka.

Apalagi kalau para mahasiswa baru itu bisa membantah secara masuk akal pertanyaan dari panitia, pasti panitia tersebut akan malu telah dikalahkan oleh mahasiswa baru dihadapan mahasiswa baru lainnya. Sehingga, tidak menutup kemungkinan bahwa setelah kegiatan tersebut berakhir, panitia yang dikalahkan itu masih memendam rasa dendam pada mahasiswa baru yang mengalahkannya tersebut.

Dengan itu, kegiatan tersebut hanya akan menciptakan konflik ataupun kesenjangan, atau SEKAT (disintegrasi sosial) antara mahasiswa lama dengan mahasiswa baru !.

Di lain waktu, jauh setelah kegiatan tersebut, tidak heran jika para mahasiswa baru enggan bercengkrama dengan mahasiswa lama. Sebab, para mahasiswa baru sudah tidak bersimpati dengan mereka, dan mahasiswa baru akan mencurigai para mahasiswa lama mempunyai dendam atau sikap keberpura-puraan kepada mereka. 

Begitu pula sebaliknya, para mahasiswa lama pasti juga akan curiga dengan mahasiswa baru mempunyai sikap keberpura-puraan serta mempunyai sikap merendahkan, sombong ataupun membenci mahasiswa lama. Apalagi konflik tersebut bisa menjadi lebih parah ketika para mahasiswa lama itu cenderung mempunyai sifat senioritas, gila hormat, dan tidak mau bercengkrama dengan mahasiswa baru sebelum mahasiswa baru mendekatinya terlebih dahulu. 

Dengan demikian, sudah sangat jelas, bahwa kegiatan itu akan menimbulkan malapetaka, konflik yang berkepanjangan, dan kesenjangan sosial yang mutlak !. Perlu digaris bawahi lagi, bahwa ITU SEMUA BERAWAL DARI KEGIATAN OSPEK yang tidak pantas untuk kehidupan atau ekosistem sosial mahasiswa didalam lingkungan akademis, entah itu di sekolah atau dikampus.

Selain itu, ditambah lagi dengan fakta lapangan selama peng'eksekusian kegiatan tersebut sering tidak sesuai dengan perjanjian panitia kepada dosen/wali penanggung jawab kegiatan tersebut. Lantaran, selama peng'eksekusian sering tidak diawasi oleh dosen/wali penanggung jawab kegiatan tersebut, oleh karena itu, panitia bisa saja se'enaknya memberikan konten-konten yang sangat melenceng dengan perjanjian awal kegiatan tersebut. Itu artinya, tidak menutup kemungkinan para panitia itu memberikan KONTEN-KONTEN yang SANGAT TIDAK MANUSIAWI kepada mahasiswa baru. 

Akan tetapi, walau seandainya diawasi oleh dosen/wali pun tidak menutup kemungkinan bahwa konten tersebut masihlah berbentuk konten negatif dan tidak manusiawi. Sebab, tidak semua dosen/wali itu pintar dan bijak. Banyak dosen/wali yang tidak tau mana hal yang positif dan hal yang negatif.

Bukankah sangat menjengkelkan ?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun