Mohon tunggu...
MOCHAMAD SAPUTRA
MOCHAMAD SAPUTRA Mohon Tunggu... MAHASISWA

Mahasiswa Aktif Universitas Airlangga Fakultas Perikanan dan Kelautan angkatan 2025, menyukai hal tentang desain grafis.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Pemanfaatan Desain Grafis sebagai Media Edukasi Akuakultur bagi Generasi Muda

19 September 2025   20:15 Diperbarui: 19 September 2025   20:15 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tahukah kamu? Untuk pertama kalinya dalam sejarah, produksi akuakultur dunia berhasil melampaui perikanan tangkap. Menurut FAO, pada tahun 2022 produksi dari budidaya mencapai 94,4 juta ton atau 51% dari total hewan akuatik. Angka ini menandai bahwasannya dunia kini lebih banyak bergantung pada budidaya ikan, udang, dan rumput laut dibanding hasil tangkapan liar. Di Indonesia, kondisi ini seharusnya menjadi peluang emas. Kita punya garis pantai panjang, potensi tambak dan kolam yang melimpah, serta pasar konsumsi yang terus tumbuh. Namun sayangnya, literasi budidaya masih menjadi tantangan. Banyak anak muda yang belum mengenal dasar-dasar akuakultur, padahal mereka adalah calon generasi penerus di sektor perikanan.

Mengapa Akuakultur di Kalangann Anak Muda Penting Sekali?

Indonesia adalah salah satu negara dengan pengguna internet terbesar di dunia. Data Reportal 2025 mencatat ada 212 juta pengguna internet (penetrasi 74,6%) dan 143 juta identitas media sosial. Itu artinya, mayoritas generasi muda kita aktif di dunia digital setiap hari. Bayangkan kalau edukasi akuakultur bisa masuk ke ruang digital melainkan bukan dalam bentuk modul tebal atau laporan panjang, tapi lewat konten visual yang singkat, jelas, dan menarik. Di sisi lain, kebutuhan akan pengetahuan praktis di lapangan juga nyata. Data KKP 2023 menunjukkan komoditas budidaya terbesar Indonesia masih didominasi oleh rumput laut (9,75 juta ton), disusul nila (1,37 juta ton), lele (1,14 juta ton), dan udang (0,77 juta ton). Anak muda yang ingin terjun ke sektor ini perlu bekal praktis yang bisa dipelajari dengan cepat. Inilah titik temu antara akuakultur, anak muda, dan media visual.

Kenapa Harus Visual?

Otak manusia lebih mudah memproses informasi jika disajikan dengan kombinasi teks dan gambar. Penelitian di bidang pendidikan menyebutnya Multimedia Learning. Dengan kata lain, kata dan  gambar jauh lebih efektif daripada kata saja. Meta-analisis terbaru bahkan menemukan bahwa penggunaan infografis bisa meningkatkan hasil belajar secara signifikan. Jadi, konten visual bukan sekadar pemanis, tapi benar-benar bisa mempercepat pemahaman dan memicu perubahan perilaku.

Prinsip dan Bentuk Konten Edukasi yang "KEREN"

Dalam konten edukasi media sosial, penguasaan ilmu desain grafis juga sangat penting agar bisa menyampaikan informasi secara jelas. Ilmu desain grafis memiliki beberapa prinsip yang menjadikan konten kita benar-benar efektif, sebagai berikut:

              *            Coherence buang hiasan yang tidak penting.

              *            Signaling gunakan ikon/warna untuk menonjolkan hal penting.

              *            Ringkas jangan tumpuk teks panjang dengan narasi.

              *            Contiguity teks harus dekat dengan visualnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun