Mohon tunggu...
Mochacinno Latte
Mochacinno Latte Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

day dreamer, art holic, coffee holic, painter, technocrat wanna be, author for his own satisfaction, idea creator

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ontran-ontran Ngarcopodo Seri 9: Merokok dengan Kaldu Tembakau Part 1

8 Mei 2018   16:07 Diperbarui: 8 Mei 2018   18:27 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Wis-wis, Yu Kopi dua ya, buat mereka. Trus gimana teruse? Kalian akhirnya menemui nya kan? " Bagong penasaran mengintrogasi Lennon dan Kampleng.

"Waini, coba gimana?" Tambah Katon.

"Nah setelahlah kita menuju alamat yang ditunjukkan oleh Pengawal pribadi tadi. Di Villa lho, lha to, rapat kok di Villa. Nah ternyata ngga rapat beliau tapi malah indehoi bersama genda-ane alias istri mudanya. Terang saja beliaunya kaget ada tamu tak jelas datang mak-bendunduk. Lalu kami memperkenalkan diri dan menayampaikan keperluan kami, tentu saja dengan memeberikan bergaining yang tadi saya omongkan sama Pengawalnya, bahwa kami bisa melokalisir suara massa." Yang ditanya nyeruput kopi pesanannya lalu memberikan keterangan dengan penuh semangat.

"Ekspresinya itu lho.. Pas buka pintu sampai rokoknya jatuh, mungkin dikiranya kita ini utusan dari Istri pertamanya" Kampleng meneruskan.

"Lalu kami disuruh masuk, intinya sih OK dan ngasih 30 Juta, hahaha buanyak to. Dia bilang yang 20 buat dana kerahiman pembangunan vasilitas desa dan yang 10 buat kita katanya, supaya jangan biang siapa-siapa bahwa dia punya istri muda yang demplon itu, kan bisa berabe nanti citra nya. Kan mau Pilkadal..."  Ceria Lennon menceritakan kemenangannya.

"Hahahaha...." Berbarengan mereka Ngakak bersama.

Tawa ceria mereka sore itu seperti hendak mengagetkan seluruh makluk di bumi in. Rencana mereka berhasil, rencana ngerjain dan ngakalin para Calon Gubernur, yaitu menawarkan jaminan suara rakyat yang tentu saja itu adalah hal yang sangat diiinginkan oleh semua Calon Gubernur itu, tentu saja sebagai imbalannya mereka menodong beberapa kepeng dana dengan alasan untuk pembangunan jalan, tempat ibadah posko simpatisan dan vasilitas desa lainnya.

Mereka adalah Calon Pemimpin tingkat provinsi yang mungkin belum tentu benar mereka nanti adalah pemimpin atau hanya manusia abal-abal dengan rasa pemimpin seperti orson rasa jeruk  atau seperti anggota dewan yang katanya perwakilan rakyat tapi tak pernah ada rakyatnya dan pantas untuk dikerjain

To Be Continued ke Merokok dengan Kaldu Tembakau part 2

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun