Mohon tunggu...
M Nafis Al Mukhdi
M Nafis Al Mukhdi Mohon Tunggu... Masih Belajar, Pembuat Konten/Penulis, Kontributor

Saya Nafis, lahir hari Senin, 25 al-Muharram 1423 H bertepatan 8 April 2002. Sekarang, saya tinggal di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan. Pernah bersekolah di MIN 24 HSU, MTs Nurul Huda, dan MAN 1 HSU. Pernah kuliah di STAI Rasyidiyah Khalidiyah, mengambil program studi Pendidikan Agama Islam. Sekarang saya adalah Guru Al-Qur'an di SMPIT Ihsanul Amal Alabio. Menulis adalah hobi saya, hal itu melibatkan kebahasaan dan teknologi yang membuat saya tertarik. Jadi, selain menulis cerita, saya juga kontributor di proyek Wikimedia Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menulis Novel ala NaNoWriMo

17 September 2025   10:00 Diperbarui: 17 September 2025   10:00 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Ingin menulis novel, tetapi bingung mau mulai dari mana? Lembar kerja jadi salah satu solusinya!"

Bulan September ini diadakan Festival Tunas Bahasa Ibu. Seperti namanya, benih-benih berbakat dalam dunia literasi akan tumbuh dan muncul. Alangkah baik jika hal ini kemudian dikembangkan untuk bulan depan, Oktober, Bulan Bahasa dan Sastra.

Bulan Oktober juga dimanfaatkan untuk meningkatkan kecintaan terhadap bahasa. Namun, bulan tersebut ditujukan untuk warga Indonesia. Di luar negeri, kegiatan literasi memuncak pada bulan setelahnya lagi, yakni bulan November.

National Novel Writing Month, atau yang biasa disingkat NaNoWriMo, adalah sebuah organisasi nirlaba berbasis di Amerika Serikat yang menciptakan event tahunan untuk menulis naskah novel sebanyak 50.000 kata di bulan November. Sayang, Maret 2025 lalu organisasi ini harus berhenti karena kesulitan dana, komunitas yang mulai kurang kondusif, dan maraknya Akal Imitasi dalam tulisan yang beredar.

Dalam rangka membantu para penulis menyiapkan karyanya, Nanowrimo bahkan membuatkan beberapa modul yang mereka namai sebagai "Workbook" untuk memudahkan pembuatan novel. Saya sempat memperoleh konten tersebut, mengingat dibagikan secara gratis dengan lisensi CC BY-NC-SA sehingga tujuan tulisan ini adalah memberikan ringkasan secukupnya dari isi modul tersebut.

Saya rasa, "Lembar Kerja" menjadi padanan yang mencukupi untuk kata "Workbook" tersebut dan terdengar lebih familiar di telinga dunia kependidikan. Untuk sekelas cerpen, lembar kerja tersebut mungkin lebih sederhana. Tinggal membuat tabel berisikan poin-poin unsur intrinsik dan struktur utama cerpen dengan kolom kosong untuk diisi.

Novel, tentunya lebih besar dari cerpen, bahkan dengan Nanowrimo yang menghajatkan 50.000 kata sebagai batas minimal dari karya akhir, setelah melalui revisi dan sebagainya. Struktur lembar kerja tersebut dibagi menjadi empat bagian.

Bagian 1: Perencanaan

Setelah niat, ide menjadi titik awal untuk pembuatan karya tulis. Sebelum memunculkan ide, Nanowrimo mengajak untuk membaca terlebih dahulu dan memilih novel untuk dijadikan sebagai model. Tujuan dari tahapan awal ini adalah mengenali unsur intrinsik novel tersebut dahulu dan menentukan bagian favorit dari novel tersebut.

Sebagai bagian dari memilih novel tertentu, mungkin akan menemukan yang disukai dan yang kurang disukai. Nanowrimo juga mengajak untuk membuat daftar kedua novel-novel tersebut berisikan judul, nama penulis, dan hal yang disukai/kurang suka.

Baru beranjak untuk memunculkan ide. Ide, bagi Nanowrimo bermula dari tempat dan hal yang membuat tertarik, semangat, terinspirasi, dan penasaran. Misalnya: mimpi, perjalanan, acara TV, kucing, dan lain sebagainya. Dari hal-hal tersebut, Nanowrimo meminta untuk memilih sembilan hal yang akan dipecah menjadi tiga ide novel. Boleh diacak seperti arisan--menulisnya di kertas kosong, digulung, dimasukkan ke dalam wadah, dan diambil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun