"Oh iya. Ini, dilihat dulu brosurnya."
Sales itu memberikan lembaran brosur yang berisikan gadget-gadget beserta harganya. Bunga dan Ibunya menerima brosur itu. Dilihatnya oleh mereka berbagai macam gadget. Si sales pun turut menemani.Â
Bunga masih mencari gadget idamannya. Dibacanya lembaran brosur itu dengan teliti. Lembar demi lembar dia baca. Gadget demi gadget dia pandangi. Dia pun resah, karena belum menemukan gadget yang dia idamkan.Â
Namun pada akhirnya, dia menemukan gadget yang dia idam-idamkan. Dibaca segalanya tentang gadget itu. Mulai dari harga, kapasitas batrei, ukuran pixel kamera, dan sebagainya, dia baca dengan teliti.Â
"Udah, yang itu aja! Itu kan, yang Kamu mau? " Tiba-tiba sang Ibu menyambar.
"Iya Bu, yang satu ini bagus juga (sembari menunjuk gadget yang lain). Tapi harganya mahal." Sahut Bunga memelas.
"Ya terserah. Jadi Kamu mau yang mana?"
Bunga tidak menjawab. Kebingungan sedang menyelimuti pikirannya. Uangnya tidak cukup untuk membeli gadget yang harganya lebih mahal itu. Apakah Bunga akan meminta uang tambahan kepada Ibunya? Tidak. Bunga tidak akan meminta  uang tambahan kepada Ibunya! Sebagai anak yang sudah mempunyai penghasilan, dia akan malu jika meminta uang kepada sang Ibu. "Aku beli yang ini saja. Sudah lama Aku mengidamkannya." Akhirnya Bunga memutuskan untuk membeli gadget yang sedari awal ingin dia beli, dihadapan Ibunya.Â
"Yakin?" Sang Ibu memastikan.
"Seratus persen!" Tegas Bunga.
"Yakin?" Si sales ikut memastikan.