Mohon tunggu...
Muhammad Khoirun Nizam
Muhammad Khoirun Nizam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Muhammad Khoirun Nizam, bisa di panggil Nizam Seorang pemuda asal Desa Takerharjo, Solokuro, Lamongan yang lahir pada 01 Februari 2002. Anak pertama dari 2 bersaudara. Penulis Pernah menempuh pendidikan formal maupun non formal yaitu TK Bustanul Athfal Takerharjo, MI Muhammadiyah 03 Takerharjo, MTs Muhammadiyah 07 Takerharjo, MA Muhammadiyah 08 Takerharjo, dan Pernah menjadi santri di Pondok Pesantren Al- Basyir Karangsawo, Sekarang sedang menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Yang berkonsentrasi di Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam. Sekarang Penulis sedang melukis tinta kenangan saat berproses menjadi mahasiswa dengan mengikuti beberapa kajian-kajian dan mencari ilmu baru yang bermanfaat. Penulis mempunyai motto hidup “TETAP LAPAR, TETAP BODOH”

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Munajat Cinta

20 Agustus 2023   11:00 Diperbarui: 20 Agustus 2023   11:06 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di dalam sunyi malam yang penuh bintang gemintang,
Munajat cinta terucap dari hati yang membara,
Seperti doa-doa yang lembut tersusun rapi,
Menuju sang Pencipta, di langit yang jauh dan dekat.

Dalam sepi, kata-kata itu mengalun indah,
Seperti melodi suci yang menembus angkasa,
Munajat cinta, seperti embun di ujung daun,
Mengalirkan kerinduan pada Sang Kekasih yang satu.

Tiada yang mendengar selain bintang-bintang yang bersinar,
Namun di hadapan-Nya, setiap kata takkan hilang begitu saja,
Munajat cinta adalah hubungan yang tak terputus,
Antara hamba dan Sang Ilahi, dalam ikatan yang suci.

Di setiap rintik hujan yang menari di tanah,
Munajat cinta terukir dalam setiap percikan air,
Sebagai ungkapan kesyukuran dan kerinduan yang mendalam,
Menyatu dengan alam, menciptakan kedamaian yang abadi.

Munajat cinta, doa yang tak pernah usai,
Seperti sungai yang terus mengalir ke lautan,
Di dalamnya tergambar kerinduan yang tak tergambarkan,
Hanya dimengerti oleh hati yang tulus mencinta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun