(October 7th Massacre dan Era Baru Propaganda Medsos yang Mencemaskan)
Dua tahun setelah tragedi 7 Oktober 2023, yang kini dikenal sebagai October 7th Massacre, dunia masih bergetar oleh dampak perang Israel-Hamas. Padahal 20 sandera yang masih hidup sudah dibebaskan oleh Hamas kemarin. Jenazah sandera yang dibunuh oleh Hamas di Gaza, masih belum dikembalikan, sehingga masih menjadi keprihatinan bagi Israel.
Bagaimanapun juga perang harus dinyatakan telah berakhir.
Sebagaimana diberitakan berbagai media dunia, Israel, Hamas, dan Amerika Serikat, serta beberapa negara lain masih terus melakukan pembicaraan bersama untuk berupaya keras mencapai kesepakatan gencatan senjata yang tuntas. Tujuannya: benar-benar menghentikan perang dan membangun dunia baru yang lebih baik di Timur Tengah.
Sejak beberapa bulan terakhir, upaya perdamaian itu mulai terlihat, seiring semakin banyaknya petinggi Hamas yang gugur di medan perang.
Dua tahun setelah tragedi 7 Oktober 2023, Gaza kini nyaris menjadi puing. Sekolah, rumah ibadah, rumah sakit, dan rumah warga berubah menjadi medan perang. Israel menyatakan bahwa banyak lokasi sipil digunakan Hamas sebagai fasilitas militer. Tentu saja itu klaim yang dibantah keras oleh Hamas.
Namun yang mengejutkan dunia bukan hanya kehancuran fisik Gaza, melainkan perubahan drastis dalam opini global. Hanya dalam hitungan minggu setelah October 7th Massacre, dunia justru mengecam Israel. Padahal, 1.200 orang tewas dibantai di wilayah Israel, dan 250 lainnya diculik ke Gaza.
Israel berargumen bahwa serangannya memiliki dua tujuan:
1. Mencari dan menyelamatkan warga Israel yang disandera Hamas.
2. Memburu teroris yang melakukan pembantaian 7 Oktober di wilayah perbatasan.
Sebaliknya, Hamas nyaris luput dari hujatan dunia. Bahkan, di banyak universitas besar di dunia, demonstrasi besar-besaran justru mengecam Israel dan menuntut pembebasan Gaza. Hamas bukan hanya terbebas dari kritik, mereka bahkan mendapat dukungan luar biasa dari banyak negara.