Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Mengapa Prabowo-Gibran Menang Telak Menurut Neuroscience?

19 Februari 2024   14:07 Diperbarui: 21 Februari 2024   13:53 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Populi Center

Buku Goleman yg disebut di atas dan apa yg ditulis Goleman seputar topik di atas membuat Goleman disebut sebagai seorang expert di bidang Leadership dan Emotion Regulation. Goleman diakui telah mendorong berbagai riset lanjutan untuk memperdalam topik itu yg terutama dilakukan oleh para neuroscientists.

Topik leadership menjadi semacam topik populer sejalan dengan dunia usaha atau berbagai industri yg makin kompleks dan kompetitif. Sehingga kemudian banyak yg menawarkan berbagai cara paling ampuh untuk memiliki leadership.

Jadi mungkin sekali Jokowi mempelajari cara memiliki leadership secara mendalam, meski diam-diam. Mungkin saja Jokowi mempelajari leadership yg diajarkan melalui (setidaknya) 2 buku Daniel Goleman:  "Emotional intelligence", 1995 dan "Leadership: The Power of Emotional Intelligence", 2011.

Goleman tidak menyebut Emotion Regulation dalam buku-bukunya, namun Goleman menyebut self-awareness dan self-regulation sebagai gantinya, sebagaimana sudah disebut di atas.

Kata Emotion Regulation memang dipopulerkan oleh neuroscience yg dilengkapi dengan penjelasan bagaimana emotion regulation terbentuk di otak. Itu yg kurang dijelaskan oleh Goleman. Meski demikian, buku atau artikel yg ditulis Goleman diakui dunia sebagai cara terbaik untuk memiliki leadership yg mumpuni.

Namun mungkin juga Jokowi tidak pernah membaca semua buku atau tidak pernah mempelajari cara memiliki leadership. Mungkin saja Jokowi adalah seorang yg secara alami memiliki leadership yg kuat yg bisa terlihat jelas saat berada di posisi yg tinggi di masyarakat.


Mengacu pada "Emotional Intelligence" yg ditulis Goleman, Leadership yg baik mensyaratkan adanya komponen utama, yaitu Emotional Regulation (self-awareness dan self-regulation) yg menurut berbagai riset neuroscience menghasilkan Empathy (komponen keempat dari "Emotional Intelligence") yg juga akhirnya menghasilkan Social Skills (komponen kelima).

Jadi Emotion Regulation adalah syarat utama dari leadership yg terindikasi dimiliki oleh Jokowi dibanding politisi lainnya di Indonesia.

Berbagai riset neuroscience menyebutkan Emotion Regulation adalah kemampuan memahami atau menyadari setiap emotions, terutama negative emotions yg muncul atau terbentuk di diri seseorang. Kemampuan ini juga disebut para ahli sebagai kemampuan "observe the observer" (penjelasannya ada di bahasan seputar mindfulness practice). 

Kemampuan ini mengurangi dampak negatif dari setiap emotions yg terbentuk. Ia menjadi tidak gampang terlalu senang, terlalu sedih, terlalu marah, dll. Semua emotions yg terbentuk hanya teramati saja tanpa memberi dampak negatif. Malahan ia memiliki kemampuan untuk mengatur hanya positive emotion saja yg boleh terbentuk.

Emotion Regulation juga termasuk memahami (terutama) negative emotions dari orang lain. Kemampuan ini membuat seseorang dapat merespon Negative Emotion orang lain dengan tepat. Kemampuan ini disebut juga dengan Empathy. Semakin besar Empathy, semakin ia mudah menangkap Negative Emotion dari orang lain dan semakin tepat ia meresponnya. Itu sebabnya mereka yg kurang memiliki Empathy disebut kejam atau jahat, karena mereka tidak mampu merespon dengan tepat Negative Emotion orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun