Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Citizen Scientist

M. Jojo Rahardjo is a prolific writer and the founder of Mindset Emas, a neuroscience-based mental health initiative. Since 2015, he has produced hundreds of articles, videos, and infographics, driven by a deep interest in technology, science, and the human mind. More info: https://linkedin.com/in/m-jojo-rahardjo

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemenang di Tahun Politik 2024 Berhadapan dengan Tantangan AI

16 Juli 2023   16:20 Diperbarui: 23 Oktober 2023   20:11 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut ahli ideologi fasis dari Amerika, Jason Stanley, Trump bahkan "berhasil" menumbuhkan ideologi fasis di Amerika. Semua dilakukan Trump dengan menunggangi medsos.

Di era AI yang sebenarnya masih embrio sekarang ini tidak ada lagi beda antar negeri maju dan negeri berkembang. Masyarakat kedua negeri yang dahulu berwatak berbeda, sekarang mudah sekali dimanipulasi "berkat" adanya medsos yang di dalamnya sudah dilengkapi AI.

Itu tidak terjadi di Amerika saja. Perancis baru-baru ini dilanda kerusuhan besar selama berhari-hari. Kerusuhan menggila karena medsos menjadi "pusat" penyebaran hasutan.

Sedangkan untuk Indonesia, ini yang pernah terjadi, karena adanya medsos:

Indonesia di tahun 2014 dan 2019 nyaris menghasilkan presiden yang "cacat". Sayangnya di Pilkada Jakarta 2017, masyarakat Jakarta berhasil dikadali oleh gubernur yang di luar harapan masyarakat.

Medsos menurut Frances Haugen melebarkan kubu-kubuan yang sangat lebar (polarization). Bahkan medsos mengakselerasi disinformation dan misinformation 6 kali lebih cepat. Frances Haugen yang mantan product manager dari FB ini membocorkan rahasia tentang peran medsos dalam memberikan berbagai dampak negatif di masyarakat, termasuk ancaman medsos pada demokrasi (baca di sini tentang Frances Haugen).


Tahun Politik 2024 Sudah Terlalu Dekat, Lalu Bagaimana?

Pertanyaan itu saya jawab dengan muter-muter dulu ya:

Para ahli memperkirakan segera (lebih cepat dari yang disangka kebanyakan orang) semua pekerjaan bakal diambil alih oleh AI. Oleh karena itu useless class perlahan akan terus terbentuk, namun useless class ini bakal "terpelihara", karena adanya penetapan UBI (Universal Basic Income) bagi mereka.

Gambaran pertumbuhan useless class itu menunjukkan adanya sebuah revolusi yang besar. Meski begitu, tak ada lagi persoalan lapangan kerja, karena para jobless ini tetap bisa dijamin hidupnya oleh negara (jika konsep negara masih ada). Ekonomi menjadi amat bergantung pada bagaimana AI dimanfaatkan. Bahkan para expert yang sekarang masih berjaya juga akan masuk ke dalam kantong useless class.

Sehingga pilpres pun dipertanyakan, apakah masih perlu diselenggarakan selepas tahun 2024? Lagi-lagi itu kata para ahli, bukan kata saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun