Mohon tunggu...
Jannu A. Bordineo
Jannu A. Bordineo Mohon Tunggu... Penulis - Pengarang

Jannu A. Bordineo, lahir di Gersik, sebuah kampung di Kabupaten Penajam Paser Utara yang sering disalah kira dengan salah satu kabupaten di Jawa. Lulusan teknik yang menggandrungi sastra. Mulai menulis cerita sejak ikut lomba mengarang cerpen sewaktu SD. Buku kesukaannya adalah Jiwa Pelaut karya Moerwanto. Temui dia di kedalaman hutan atau di keluasan lautan, karena dia pendamba ketenangan. http://www.lautankata.com/ fb.com/bordineo IG: @bordineo.id

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bab 6

16 Juni 2019   18:59 Diperbarui: 16 Juni 2019   19:17 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ada apa?" tanya Sitok yang melihat Sakti tertegun.

Sakti diam saja. Dia sedang memusatkan perhatiannya untuk mengamati keadaan sekitar. Sekonyong-konyong, Sakti melesat pergi.

"Hoi!" seru Sitok, tapi tidak diindahkan.

Sakti mengejar orang pertama. Sementara itu, orang yang baru datang ternyata Indraja. Dengan demikian, orang pertama itu berada di sini untuk mengintai. Siapa gerangan?

"Sial!" gerutu Sakti. Dia tidak bisa mengindrai arah perginya orang itu. Memeka sambil bergerak memang sulit. Perhatiannya terbagi. Belum lagi bila orang itu punya kemampuan menyembunyikan hawa keberadaannya.

Sakti menoleh sekilas. Indraja mengekor di belakang. Indraja pasti mengendus kejanggalan. Pemuda itu juga punya kepekaan yang tajam terasah.

Sakti memutuskan berhenti barang beberapa bentar. Kemudian dia pusatkan perhatian, meningkatkan kepekaannya.

"Bagaimana?" tanya Indraja yang telah menyusul Sakti.

Sakti menggeleng.

"Mereka semakin nekat," kata Indraja. Ketika Sakti akan beranjak pergi, dia berkata lagi, "Pergilah ke markas. Ada pertemuan mendadak."

Sakti menoleh. "Kau ini sudah seperti kacungnya Lesus."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun