Keesokan paginya kami berkemas. Mobil melaju perlahan meninggalkan Way Kambas, memasuki jalur transmigrasi yang jalannya mulus dan terhampar lurus sejauh mata memandang. Di kanan kiri, ladang hijau membentang, rumah-rumah penduduk berjejer rapi, dan di beberapa titik tampak pura kecil dengan arsitektur khas Bali.
Inilah kawasan trans Bali --- wilayah yang dihuni para transmigran asal Pulau Dewata. Suasananya terasa berbeda: aroma dupa pagi, atap-atap rumah bergaya Bali, dan patung-patung kecil penjaga halaman. Saya sempat berkata ke istri, "Rasanya seperti melintasi dua pulau dalam satu perjalanan." Istri tersenyum dan mengangguk pelan, menikmati pemandangan sambil menggenggam tangan saya.
Anak-anak di belakang tampak tenang, mungkin lelah tapi juga puas. Dari snorkling di Pahawang, mampir ke Metro, foto di Kotabumi, hingga bertemu gajah di Way Kambas --- semua sudah terlewati. Hanya bunyi angin dan deru mesin yang menemani perjalanan menuju pelabuhan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI