Mohon tunggu...
Misbahuddin Moerad
Misbahuddin Moerad Mohon Tunggu... Dosen

Pendaki Gunung

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menunggu Pagi di Tugu Jogja Kembali: Secangkir Kopi di Dingin Subuh Kota Pelajar

7 Oktober 2025   20:16 Diperbarui: 7 Oktober 2025   20:16 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Salah satu icon kota Pelajar./Koleksi: Misbah Moerad."

Epic Trip Jogjakarta

Setelah traveling kami di Jawa Tengah Berakhir, kali ini akan menyajikan Traveling Kami di Kota Pelajar Jogjakarta.

Ada sesuatu yang menenangkan dari perjalanan yang tiba di waktu subuh. Ketika kota masih tertidur, jalanan lengang, dan hanya ada suara angin serta langkah-langkah kecil yang terdengar di trotoar.
Perjalanan kami kali ini tiba di Yogyakarta pada pukul 03.30 pagi, tepat di area Tugu Jogja Kembali --- atau yang biasa disebut Monjali, simbol kebanggaan di utara kota.

Menunggu Fajar di Sekitar Monjali

Kami sengaja tidak langsung menuju penginapan. Selain waktu yang masih terlalu pagi, kami juga memilih paket hemat ala pejalanan keluarga --- menunggu pagi di luar agar tidak kena biaya satu malam tambahan. Pilihan sederhana, tapi justru menghadirkan suasana yang tak biasa.

Di sekitar tugu, hanya tampak satu dua kendaraan melintas.
Udara terasa dingin, kabut tipis turun menyelimuti jalanan. Lalu dari kejauhan muncul seorang pedagang kopi keliling dengan sepeda tuanya. Ia berhenti di dekat trotoar, menata termos air panas, toples berisi gorengan, dan beberapa gelas plastik di kotak kayu kecil di belakang sepedanya.

Kami pun duduk lesehan di trotoar yang bersih, memesan kopi hitam panas dan beberapa potong gorengan.
Sederhana, tapi hangat. Aroma kopi bercampur udara subuh terasa seperti pelukan lembut setelah perjalanan panjang.

"Salah satu icon kota Pelajar./Koleksi: Misbah Moerad."

Tugu Jogja Kembali di Keheningan Subuh

Tugu Jogja Kembali berdiri gagah di depan kami. Dalam cahaya lampu jalan, bentuknya tampak putih pucat, menjulang tapi tidak menakutkan --- justru menenangkan.
Simbol perjuangan itu seperti sedang beristirahat juga, menunggu matahari muncul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun