Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Rezeki Tak Kemana? Ini Risiko Pasrah Berlebihan dalam Mengatur Keuangan

2 Juni 2025   12:00 Diperbarui: 2 Juni 2025   07:53 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi toxic positivity (sumber:freepik/freepik)

Pernah enggak sih kamu sedang mengeluh tentang kondisi keuangan, lalu respons yang datang justru terasa menyepelekan? 

Misalnya ketika kamu cerita soal gaji yang tak kunjung naik, tabungan yang stagnan, atau tekanan hidup yang makin berat, lalu orang lain hanya menjawab, 

"Yang penting masih bisa makan," atau, "Bersyukur dong, jangan ngeluh terus." 

Kalimat-kalimat ini sekilas memang terdengar baik, tapi jika dipikir lebih jauh, justru bisa jadi penghalang bagi seseorang untuk melihat realitas dan berkembang. 

Inilah yang disebut dengan toxic positivity, sebuah bentuk pemikiran positif yang berlebihan hingga menutupi kenyataan dan menghambat proses perbaikan.

Toxic positivity dalam keuangan bukan hanya datang dari luar, tapi juga sering kali berasal dari dalam diri kita sendiri. 

Kita mengulang-ulang kalimat-kalimat manis demi menenangkan diri, tapi pada akhirnya malah menjerumuskan kita ke zona nyaman yang tidak sehat. 

Artikel ini bukan untuk menghakimi siapa pun, melainkan sebagai ajakan refleksi bersama. 

Apakah "positif" yang kita yakini selama ini justru membuat kita menyangkal realita finansial yang sedang kita hadapi?

Mari kita bahas satu per satu bentuk-bentuk toxic positivity dalam konteks keuangan yang sering muncul di kehidupan sehari-hari.

Bersyukur Itu Penting, Tapi Bukan Alasan untuk Pasrah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun