Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Terlalu Sibuk hingga Lupa Istirahat? Waspadai Hustle Culture

19 Mei 2025   06:00 Diperbarui: 16 Mei 2025   09:17 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kamu sudah mencoba banyak cara untuk mengatur waktu, beristirahat, menetapkan batasan, namun tetap merasa lelah secara emosional, mungkin sudah saatnya kamu bicara dengan profesional. 

Konsultasi ke psikolog bukan tanda bahwa kamu lemah atau gagal mengatasi masalah sendiri. Justru itu langkah berani dan bijak untuk menjaga kesehatan mentalmu.

Kamu bisa mulai dengan berdiskusi bersama orang terdekat, namun untuk mendapatkan pandangan yang objektif dan tidak bias, kehadiran seorang profesional sangat dibutuhkan. 

Psikolog dapat membantumu melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda, memberikan saran yang sesuai dengan kondisimu, dan membantumu memetakan langkah-langkah yang lebih sehat ke depan.

Budaya hustle sering kali membuat kita merasa harus mandiri dalam segala hal. Tapi pada kenyataannya, kita semua butuh bantuan. Mengakui itu adalah bentuk kekuatan.

Berani Menentukan Prioritas dan Menghargai Diri

Salah satu tantangan terbesar dalam melawan hustle culture adalah berani berkata "tidak." 

Terutama ketika kamu berada dalam lingkungan kerja yang tidak memiliki batasan waktu yang jelas, seperti membalas chat kerja di malam hari atau saat libur. Padahal, tidak ada manusia yang bisa selalu tersedia 24/7. Kita bukan robot.

Menentukan prioritas artinya kamu tahu apa yang paling penting untukmu saat ini. Jika kamu sedang menikmati waktu libur, maka itu adalah prioritas. 

Tidak perlu merasa bersalah karena tidak membalas pesan di luar jam kerja. Jika memang ada hal mendesak, kamu bisa komunikasikan dengan baik. Tegas bukan berarti kasar. Kamu tetap bisa menyampaikan batasanmu dengan santun dan profesional.

Di sinilah kamu ditantang untuk berani berdiskusi dengan rekan kerja, bahkan dengan atasanmu, jika perlu. 

Jika ada aturan yang tidak masuk akal dan mengganggu waktu istirahatmu, kamu berhak untuk bertanya dan menyuarakan pendapat. Bukan untuk membangkang, tapi untuk menjaga hakmu sebagai pekerja dan sebagai manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun