Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Deflasi Tahunan Terjadi Lagi Setelah 25 Tahun, Sinyal Bahaya bagi Ekonomi?

14 Maret 2025   12:00 Diperbarui: 14 Maret 2025   07:49 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi deflasi (sumber:freepik/freepik)

Daya beli masyarakat yang melemah membuat permintaan tidak meningkat secara signifikan, sehingga harga-harga tetap rendah bahkan cenderung turun. 

Hal ini menjadi indikasi bahwa konsumsi domestik yang selama ini menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi mengalami tekanan yang cukup berat.

Penyebab Deflasi: Diskon Tarif Listrik dan Penurunan Harga Pangan

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa penyebab utama deflasi tahunan di bulan Februari adalah kebijakan pemerintah dalam memberikan diskon tarif listrik sebesar 50%. 

Selain itu, penurunan harga sejumlah komoditas pangan juga berkontribusi signifikan terhadap terjadinya deflasi. 

Salah satu penyumbang utama deflasi Februari 2025 secara tahunan (year on year) adalah kelompok pengeluaran air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, dengan andil deflasi sebesar -1,92%. 

Kebijakan diskon tarif listrik yang diberikan oleh pemerintah, meskipun bertujuan untuk membantu masyarakat, secara tidak langsung berkontribusi pada penurunan angka inflasi hingga mencapai deflasi.

Selain faktor kebijakan pemerintah, lemahnya konsumsi rumah tangga juga menjadi faktor utama yang menyebabkan deflasi. 

Dalam kondisi ekonomi yang sehat, harga barang dan jasa akan naik seiring dengan meningkatnya permintaan. 

Namun, jika daya beli masyarakat melemah, permintaan terhadap barang dan jasa pun menurun, sehingga harga-harga menjadi stagnan atau bahkan turun. 

Situasi ini menjadi semakin kompleks ketika dunia usaha juga mengalami tekanan. 

Ketika harga terus turun, produsen cenderung menahan diri untuk menaikkan harga barang dan jasa karena takut kehilangan konsumen. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun