Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Deflasi Tahunan Terjadi Lagi Setelah 25 Tahun, Sinyal Bahaya bagi Ekonomi?

14 Maret 2025   12:00 Diperbarui: 14 Maret 2025   07:49 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi deflasi (sumber:freepik/freepik)

Akibatnya, keuntungan yang diperoleh pun menurun, yang pada akhirnya berdampak pada berkurangnya produksi dan investasi.

Deflasi: Pertanda Buruk bagi Ekonomi?

Deflasi memang terdengar seperti kabar baik karena harga-harga turun, yang berarti masyarakat dapat membeli barang dengan harga lebih murah. 

Namun, di sisi lain, deflasi juga menandakan bahwa daya beli masyarakat lemah. Jika deflasi terjadi dalam jangka panjang, produsen dan pelaku usaha cenderung enggan menaikkan harga, bahkan mengurangi produksi karena permintaan yang stagnan. 

Beberapa pertanyaan besar yang muncul dari fenomena ini adalah mengapa jumlah penduduk terus bertambah, tetapi tingkat belanja masyarakat tidak meningkat signifikan, dan mengapa produsen tidak berani menaikkan harga, yang berarti permintaan barang dan jasa tidak naik secara substansial.

Situasi ini bisa menjadi alarm bagi perekonomian Indonesia. Negara yang mengalami deflasi dalam kondisi pertumbuhan ekonomi yang melambat berisiko mengalami resesi di masa mendatang. 

Deflasi yang berkepanjangan sering kali menjadi sinyal perlambatan pertumbuhan ekonomi yang dapat berdampak pada berkurangnya investasi, meningkatnya angka pengangguran, serta lesunya aktivitas bisnis. 

Jika kondisi ini terus berlanjut, perusahaan-perusahaan akan mengalami kesulitan dalam menjalankan operasionalnya karena pendapatan yang menurun, yang pada akhirnya bisa menyebabkan pemutusan hubungan kerja dan meningkatnya angka pengangguran.

Di sisi lain, perbankan juga akan merasakan dampak dari deflasi. Dengan menurunnya daya beli masyarakat dan lemahnya aktivitas ekonomi, banyak perusahaan yang kesulitan untuk membayar pinjaman mereka. 

Akibatnya, rasio kredit macet di perbankan bisa meningkat, yang pada akhirnya bisa mengguncang stabilitas sektor keuangan. 

Jika bank mengalami kesulitan dalam menyalurkan kredit, pertumbuhan ekonomi akan semakin terhambat, dan ini bisa memperburuk kondisi deflasi yang sudah terjadi.

Dampak Deflasi bagi Perekonomian Indonesia

Jika deflasi terus berlanjut dalam beberapa kuartal ke depan, Indonesia bisa menghadapi tantangan serius. Menurunnya daya beli masyarakat menjadi salah satu dampak utama dari deflasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun