Ketika harga barang dan jasa turun, masyarakat cenderung menahan pengeluaran mereka dengan harapan harga akan semakin turun di masa mendatang. Akibatnya, aktivitas ekonomi menjadi lesu karena tidak adanya dorongan dari sisi konsumsi.Â
Selain itu, penurunan produksi dan investasi juga menjadi dampak nyata dari deflasi.Â
Ketika permintaan menurun, perusahaan tidak memiliki alasan untuk meningkatkan produksi mereka, yang pada akhirnya menyebabkan stagnasi dalam dunia usaha.Â
Hal ini bisa berakibat pada pengurangan tenaga kerja dan meningkatnya angka pengangguran di berbagai sektor ekonomi.
Risiko resesi menjadi semakin nyata jika deflasi tidak segera diatasi. Negara yang mengalami deflasi dalam jangka panjang biasanya menghadapi perlambatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.Â
Jika konsumsi, investasi, dan produksi terus menurun, maka ekonomi bisa masuk ke dalam fase kontraksi, yang berpotensi menimbulkan krisis ekonomi.Â
Oleh karena itu, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi deflasi sebelum dampaknya semakin meluas.Â
Kebijakan fiskal dan moneter yang tepat sangat dibutuhkan untuk menghidupkan kembali aktivitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil.
Kesimpulan
Fenomena deflasi yang terjadi di awal tahun 2025 menjadi tanda bahwa ekonomi Indonesia sedang menghadapi tantangan yang cukup serius.Â
Meskipun penurunan harga bisa menguntungkan konsumen dalam jangka pendek, dalam jangka panjang, deflasi bisa menjadi pertanda lemahnya daya beli masyarakat dan lesunya aktivitas ekonomi.Â
Pemerintah perlu mengambil langkah strategis untuk menjaga stabilitas ekonomi agar Indonesia terhindar dari risiko resesi dalam beberapa bulan ke depan.Â