Saat kesalahan itu datang,
seperti angin yang tak tampak,
dalam diam kita merasa terluka.
Tapi kenangan
tak mudah lepas,
terjebak di antara celah waktu yang sempit.
Kau tahu, hati tak bisa dibujuk
seperti hujan yang berhenti tiba-tiba,
meski langkah terus berjalan,
ada jejak yang tak bisa hilang,
meski tanah basah,
meski matahari datang.
Lupakan, kata mereka.
Namun bagaimana mungkin,
jika ingatan tetap berakar dalam,
tak ingin pergi,
seperti pohon yang tumbuh di dalam diri,
sebuah kesalahan yang menguatkan
meski terluka di sana.
Pada akhirnya, kita hanya bisa
menatap jauh ke depan,
melihat langit yang tak selalu cerah,
dan berharap bahwa kelak
lupa akan datang sendiri,
meski kita tahu
mungkin tak akan pernah sempurna.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI