Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang, suka menulis tentang ekonomi dan puisi, pegiat literasi keuangan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Strategi Marketing Scarcity: Cara Efektif Meningkatkan Penjualan

11 Juli 2023   12:00 Diperbarui: 11 Juli 2023   12:12 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi strategi marketing . sumber: freepik

Apakah Anda pernah merasakan kecemasan saat melihat stok barang incaran Anda hampir habis? 

Mungkin itu adalah tiket konser yang laris manis dan hanya tersisa sedikit, atau barang impian Anda yang stoknya semakin menipis.

Atau mungkin Anda merasa cemas saat melihat produk mahal yang sedang diskon dengan harga yang sangat menggiurkan, namun diskonnya hanya berlaku dalam waktu terbatas.

Perasaan cemas dan takut tersebut mungkin merupakan pengaruh dari strategi pemasaran yang dikenal sebagai "Scarcity Marketing" atau "Marketing Kelangkaan". 

Teknik pemasaran ini menciptakan persepsi bahwa sebuah produk sulit didapatkan atau tidak terjangkau oleh kita karena dianggap langka. 

Akibatnya, kita menjadi cemas dan takut jika tidak bisa mendapatkan barang tersebut di kesempatan berikutnya.

Anda mungkin pernah merasakan pikiran seperti ini, 

"Stoknya tinggal dua, harus buru-buru beli sekarang sebelum habis," atau "Tiket acara hampir sold out, pesan sekarang sebelum kehabisan," atau bahkan "Barang ini bagus dan sedang diskon, diskonnya hanya berlaku hari ini. 

Mungkin sebaiknya saya beli agar tidak menyesal nanti."

Pikiran-pikiran semacam itu adalah hasil dari strategi Marketing Scarcity, dan ternyata teknik ini sangat efektif dalam meningkatkan penjualan secara drastis. Tapi mengapa teknik ini begitu ampuh?

Ketika kita ingin membeli sesuatu, sadar atau tidak, ada proses pertimbangan yang kita lakukan. Misalnya, kita mungkin berpikir, "Apakah sekarang waktu yang tepat untuk membeli? Apakah harganya terlalu mahal? Apakah bisa saya dapatkan dengan harga lebih murah di tempat lain? Apakah saya benar-benar membutuhkannya sekarang?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun