Bapak diam merasa bersalah, karena kelepasan bicara, keadaan hening sejenak karena mereka sudah berada di pintu keluar, mereka dan penumpang yang lain berjalan menuju para penjemput yang menunggu di pintu keluar, terlihat seorang penjemput, dengan berewokan, tersenyum kearah Monik, bapak dan ibu, spontanitas Monik melepas dua tas yang dia pegang, tas miliknya sendiri dan tas ibunya, dia berlari kecil kearah Jarot, dipeluknya, dan dipukul-pukulnya Jarot seraya berucap."Jahat....Jahat..."Sambil terus memeluk Jarot, Jarot membiarkan monik memukulinya dan memeluknya, diapun membalas pelukan adiknya semata wayang ini.
Setelah puas, Monik melepaskan pelukannya, dia menghapus air matanya dengan tissue yang ada di kantong bajunya, kini giliran ibu melepas kerinduan dengan Jarot, dipeluknya Jarot agak lama, setelah itu dia lepaskan untuk memberikan kesempatan kepada bapak untuk melakukan hal yang sama.
Setelah puas melepas rindu semua, Jarot membawa tas bapak dan ibunya, Monik membawa tasnya sendiri, mereka berjalan menuju tempat menurunkan dan menaikan penumpang, di sepanjang perjalanan Monik masih memukul mukul pundak Jarot dengan tangan kanannya, tangan kirinya menggeret traveling bag miliknya.
Tidak lama mereka menunggu, datang mobil penjemput, supirnya langsung turun, membuka bagasi, dan menaikan barang-barang bawaan semua, Jarot membukakan pintu tengah untuk, bapak, ibu dan Monik, setelah mereka naik, Jarot menutupnya lantas dia membuka pintu depan dan langsung masuk.
"Kita makan dulu, pak Jufri."Kata Jarot
"Siap,pak."
"Bapak, ibu, Monik kenalkan ini pak Jufri, orang dari Sukabumi yang menemani Jarot selama di Dubai ini."
"Pak Jufri juga bekerja di perusahaan ini, anak dan istrinya ada di Sukabumi, setahun sekali pulang pas lebaran."Jelas Jarot
"Salam kenal, bapak,ibu, teteh."Kata Jufri memperkenalkan diri.
Jarot memperhatikan dari kaca spion dalam ke belakang, tatapanya pas ke Monik yang memang sepertinya menunggu kesempatan itu, dari sorot matanya banyak yang ingin Monik tanyakan, Jarot segera memandang kelain.
"Bapak dan ibu, Monik bagaimana khabarnya."