Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dua (Jakarta, 26 Maret 1989)

11 Juni 2019   19:05 Diperbarui: 12 Juni 2019   14:18 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Malam merayap naik, meninggalkan pucuk-pucuk pepohonan yang ada di Bumi Perkemahan Cibubur Jakarta, tenda-tenda peserta Raimuna Nasional masih berdiri dengan tegak, nampak dua puluh orang peserta sudah loyo, kembali menuju tenda mereka, setelah satu hari penuh mengikuti kegiatan, lomba yang diikuti tidak satupun berhasil mereka dapatkan, tapi bersyukur mereka mengikuti semua kegiatan walau belum tampil sebagai pemenang.

Mereka harus segera beristiharat, karena besok pagi ada gladi bersih penutupan acara Raimuna Nasional, mereka mencoba mengambil jalan pintas menuju tenda, tenda mereka berada di blok H, sesampai di tenda mereka langsung menyantap nasi bungkus yang sudah di belikan oleh pendamping mereka Ahmad, hari ini tidak ada petugas piket untuk masak seperti biasanya, karena hari terakhir dan kegiatan cukup padat.

Ahmad memperhatikan anak-anak yang sedang kelaparan menyantap masakan padang, rendang dan balado, dia membiarkan mereka makan sepuasnya, kemudian dia berkata, habis mandi kita berkumpul di tenda, jadi jangan ada yang kemana-mana, tidak usah melihat kegiatan seni, acara penutupan nanti malam.

Tepat jam 08.30 waktu Cibubur, mereka berkumpul di tenda, baik putra maupun putri.

"Saya sengaja mengumpulkan kalian malam ini disini,"

"Kalian mungkin bertanya kenapa Ketua Dewan Kerja Cabang yang seharusnya ada disini untuk mendampingi kalian, tidak datang sampai malam ini, sampai besok penutupan," kata Ahmad.

"Ini mendadak, sampai saat ini juga saya belum berkomunikasi dengan Ketua, terakhir saat mengantar saya kebandara, dia bilang akan kesini pada hari minggu lalu, karena tiket ke Jakarta sudah ada di tangan ketua,"

"Saya hanya mendapat surat yang dititipkan, surat ini," kata Ahmad dan mengambil sepucuk surat dari dalam saku bajunya.

"Ketua menyampaikan disurat ini, pertama dia minta maaf, karena tidak bisa mendampingi, kedua dia juga sudah melapor ke Ketua Kwartir Cabang, ketua DKC mendapat panggilan kerja di Tarakan, andai saya seperti diapun saya akan melakukan hal yang sama," kata Ahmad

"Kepengurusan Dewan Kerja Cabang ini akan berakhir tahun depan, jadi saya pikir kita tidak perlu resavel, tapi wakil saja yang naik sebagai ketua," kata Ahmad melanjutkan

"Nanti sekembali kita ke Balikpapan, saya akan menghadap kepada Ketua Kwartir Cabang untuk hal ini, selanjutnya kita tunggu arahan beliau,"

"Sampai sini ada hal yang ingin di tanyakan ?" tanya Ahmad

"Tidak ada, kak, cukup jelas," jawab mereka serempak

"Baik kalau tidak ada lagi, rapat kita selesai, kalau ada yang ingin ke panggung utama ke depan mau nonton penampilan acara saya persilahkan, tetapi tetap dalam rombongan, jangan ada yang pergi sendiri," lanjutnya.

"Jam sebelas malam maksimal sudah ada di tenda lagi, saya akan cek jam 11.05," jelas semua.

"Siap, jelas,"

Mereka semua sepakat untuk menyaksikan pertunjukan di malam penutupan Raimuna Nasional ini, terkecuali Nana, dia tetap duduk di tengah- tengah, di tempat rapat tadi, Nana sang  Wakil Ketua Dewan Kerja Cabang Balikpapan, yang akan menggantikan sebagai Ketua, ini sangat mendadak dan dia perlu arahan dan petunjuk.

"Saya bagusnya bagaimana, Kak ?" tanya Nana ke Ahmad

"Iya, kamu sekarang yang menjadi Ketua, mengenai kegiatan-kegiatan ikuti saja yang sudah di programkan,"

"Kita memang belum tahu, karena ini mendadak, tidak ada omongan sebelumnya sama sekali," lanjut Ahmad

"Seperti kamu ketahui, Ketua, Saya, Billy, Basri dan La Pola, sudah seperti saudara, tidak ada rahasia atau hal apa yang kami sembunyikan, termasuk hal seperti ini, kalau menurut saya ini benar-benar mendadak, tidak mungkin ketua meninggalkan seperti ini saja."

"Nanti di kegiatan saya akan mendampingi, sekarang kamu istirahat aja ke tenda putri, berani pulang sendiri tidak ?" tanyanya.

"Siap, berani, Kak,"

Di sebelah tenda kontingen Balikpapan, kontingen dari Jogjakarta, sepertinya mereka baru pulang dari mengisi acara pentas seni panggung utama, sesampai di tenda rupanya mereka belum puas, ingin memuaskan kembali di tenda mereka, konserpun mereka gelar, lagu-lagu Daerah khas Jawa Tengah mereka rubah dalam kemasan baru, sangat enak didengar dan dinikmati.

Ahmad masih menikmati, alunan musik jalanan dari tenda sebelah, ia merebahkan diri, di tikar yang tadi digunakan untuk rapat, memandang rembulan yang masih malu-malu untuk keluar, menikmati Cibubur di arena perkemahan terbesar Pramuka.

Ia mengenang masa awal-awal persahabatan mereka berlima, jarak usia mereka tidak terlampau jauh hanya tiga tahun sedang yang lain satu umuran semua, mungkin ini menyebabkan mereka berlima sangat dekat, mereka dari Satuan Karya yang berbeda, dari mereka berlima hanya Basri yang meneruskan kuliah, sedang yang lain kerja,  La pola di Pertamina Balikpapan, Billy di kontraktor Pertamina juga di Balikpapan, Yoga ketua Dewan Kerja Cabang Balikpapan yang sekarang mendapat panggilan kerja di Tarakan, dulu hanya bekerja serabutan, dan dia sendiri kontraktor di Bontang, kerja 3 : 1, tiga minggu naik dan satu minggu off, kalau sedang off, ya aktif di Pramuka.

Dari lima sahabat ini La pola yang sudah berkeluarga dan memiliki satu orang putra. La pola dari Toraja, Bapak dan Ibunya asli Toraja, beragama Protestan.

Yoga dan Billy orang Banjar, Basri orang Betawi, Dia sendiri dari Larantuka, Pramuka yang menyatukan mereka, kalau berlima ini kumpul hancur lebur dah Pramuka, adik-adik yang tidak disiplin, adik-adik yang sepatunya kotor, adik-adik yang bajunya tidak di setrika jangan coba-coba dekat mereka, akan habis diplonco. Apalagi yang tidak sholat saat jam sholat.

Bener-Bener Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka mereka terapkan, ini semua tidak terlepas dari gemblengan para kakak-kakak pembina Pramuka yang ada di Kota Balikpapan.

Lagu jalanan masih terdengar dari tenda sebelah, sepertinya bertambah seru lagi setelah beberapa kontingan dari tenda sekitar ikut bergabung, sepertinya mereka sepakat untuk terus bergembira sampai pagi, karena besok sudah mulai kembali ke Daerah masing-masing.

Siang tadi Ahmad berkordinasi dengan pimpinan rombongan, sepakat kembali ke Balikpapan besok lusa, sehingga masih ada satu hari untuk keliling-keliling melihat Jakarta, di sepakati juga kalau besok pagi selesai upacara penutupan, tenda di bongkar, dan semua anggota, tidur di rumah singgah di Daerah Munjul, dari arena perkemahan sekitar 2 KM.

Pimpinan rombongan meyerahkan semua kepada Ahmad untuk membawa adik-adik peserta Raimuna dari Balikpapan untuk keliling Jakarta, rencana ada dua tempat yang akan di kunjungi, pertama Taman Mini Indonesia Indah dan kedua Ancol, tetapi Ahmad belum mendiskusikannya dengan seluruh peserta Raimuna mengenai rencana kunjungan ini, karena dia fokus tadi untuk membahas tentang Ketua Dewan Kerja Cabang.

Ahmad di kejutkan dengan datangnya rombongan yang pulang dari melihat kegiatan pentas seni di panggung utama.

"Lapor Kak, semua anggota sudah kembali dari pentas seni," kata Eddy selaku ketua Sangga Putra

""Untuk kontingen putri tadi sudah kami pastikan semua kembali ke tenda, karena tadi kami mengantar kesana dahulu baru kesini," lanjut Eddy

Sementara anggota yang lain masih berdiri dalam sikap sempurna di depan pintu masuk tenda," baik silahkan istirahat kita membentuk lingkaran saja sembari duduk-duduk disini untuk membicarakan kegiatan besok," kata Ahmad

"Siap kak,"

Setelah semua duduk, Ahmad ikut duduk, mengambil posisi di tengah-tengah.

"Acara penutupan di perkirakan jam 09.00 waktu Cibubur selesai, kita nanti langsung berkumpul di depan Madu Pramuka, ada bus yang akan membawa kita ke Taman Mini Indonesia Indah, di perkirakan jam 10.30 kita sudah berada di Taman Mini, di sina kita tidak turun hanya melewati saja, mungkin kita akan mampir di anjungan Kalimantan Timur, dan mungkin beberapa anjungan lagi, setelah itu kita menuju Ancol, Ini masih kita usahakan untuk dapat discount di Dunia Fantasi, kalau dapat discount kita masuk ke Dunia Fantasi, kalau tidak kita hanya main di Ancol, kita kembali tidak ke Bumi Perkemahan lagi tapi ke Munjul di rumah singgah.

Besok lusa semua perlengkapan seperti berangkat sudah siap, kita akan ke Bandara jam 12.00 siang, pesawat kita jam 16.00," jelas Ahmad

"Ada pertanyaan ?" tanyanya lagi

"Siap, Ijin bertanya Kak," kata Eddy

"Silahkan,"

"Untuk kontingen putri apa sudah dikondisikan hal ini,"

"Untuk kontingen putri, saat ini juga mereka sedang rapat seperti kita ini, sudah di kondisikan semua sama pendamping putri Kak Kun," jelas Ahmad

"Masih ada pertanyaan dari yang lain ?" Ahmad bertanya lagi

"Siap, cukup jelas Kak,"

"Baik kalau begitu, cukup, sekarang istirahat saja, tidak usah bergabung dengan kontingen sebelah, agar besok tidak kelihatan loyo," lanjut Ahmat

"Siap," serempak semua menjawab.

Bogor, 11062019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun