Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Meminta kepada Allah Tapi Menolak Pemberian Itu (Episode 30)

3 Juni 2019   15:01 Diperbarui: 3 Juni 2019   15:02 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Selama di Makkah ini, bahkan tadi di Hijir Ismail, juga kertas yang bertuliskan Ibu,"  kata Catur.

"Saya berharap Ibu bersedia menjadi istri saya," kata Catur

Ibu memandang kearah Catur, kini Catur yang pasarah, Ibu kemudian berkata, seraya tersenyum, kali ini dia tidak memandang Catur, tapi dia pandang Ka`bah," "Ibu juga sudah melakukan seperti yang Pak Catur lakukan, dan kadang Ibu sholat dan mohon petunjuk Allah," kata Ibu

"Hasilnya bagaimana, Bu ?" Catur bertanya dan sedikit merapat ke arah Ibu Bos

" Ibu memang dulu bilang, semua keputusan ada di Pak Catur, Ibu akan menerima apapun keputusan itu,  Pak Catur barusan sudah memutuskan itu," Ibu berhenti sejenak berbicara, diambilnya napas perlahan,"Allah sepertinya memberikan jawaban yang lain," lanjut Ibu

"Ibu minta maaf, mungkin Ibu bukan yang terbaik buat Pak Catur," kata Ibu seraya ibu memegang pundak kiri Catur, di pegangnya agak erat, Catur membiarkan sampai pegangan Ibu melemah dan melesakan tanganya dari pundak Catur.

Terlihat Ibu meneteskan air mata setelah berkata seperti itu, dibiarkanya air mata menetes di kedua pipinya, Catur ikut meneteskan air mata, mereka berdua saling menangis, dan mereka berdua saling melihat ke Ka`bah, hening untuk sementara waktu, tiba-tiba kenapa perut Catur mules yang sangat luar biasa, dengan masih menetskan air mata  Catur berkata kepada Ibu," Bu, maaf perut saya mules sekali, pingin kebelakang, Ibu tunggu disini sebentar ya," pinta Catur

Ibu pun masih dengan air mata di kedua pipinya, dia menggangguk perlahan tanda setuju. Dan Catur pun beranjak keluar masjid untuk melepaskan hajatnya.

Sepeninggal Catur, Ibu berdiri, di pandangnya Multazam, dia sholat dua rakaat, setelah selesai dipandangnya masih multazam, kemudian dengan bersimpuh diangkatnya kedua tangannya, diapun berdo`a.....

Ya, Allah yang maha pengasih lagi maha Penyayang

Maafkan dosa yang baru saja hamba lakukan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun