Mohon tunggu...
Mirza Adi Prabowo
Mirza Adi Prabowo Mohon Tunggu... Psikolog Klinis

Psikolog klinis dengan minat pada membaca, menulis, fotografi, seni, dan dunia otomotif. Tertarik mengeksplorasi dinamika emosi, relasi manusia, dan proses penyembuhan jiwa. Menulis untuk menjembatani psikologi dengan kehidupan sehari-hari dan menyuarakan sisi humanis dari setiap pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Manfaat Psikologis Duduk Dan Ngopi Bareng Anak Di Pagi Hari

16 Oktober 2025   06:54 Diperbarui: 16 Oktober 2025   06:54 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada satu momen kecil yang sering luput dari kesibukan pagi hari: duduk bersama anak sambil minum  entah segelas susu, teh hangat, atau sekadar air putih sambil berbincang ringan. Aktivitas yang sederhana ini ternyata menyimpan kekuatan psikologis yang besar dalam membangun kedekatan dan kesejahteraan emosional keluarga.


 1. Membangun "Ritual Emosional" Keluarga

Dalam psikologi keluarga, family ritual adalah kegiatan berulang yang menciptakan rasa kebersamaan dan identitas keluarga (Fiese et al., 2002). Duduk bersama di pagi hari, sebelum semua berlari pada rutinitas, menjadi penanda bahwa "kita satu tim".
Ritual sederhana ini memberi anak rasa aman --- sebuah jangkar emosional bahwa setiap hari dimulai dengan koneksi, bukan dengan perintah atau tergesa-gesa.

"Kehangatan emosional sering lahir bukan dari acara besar, tapi dari rutinitas kecil yang dilakukan dengan hati."

 2. Mengaktifkan Koneksi Otak Positif Sejak Pagi

Neurosains menunjukkan bahwa interaksi hangat di pagi hari dapat mengaktifkan sistem dopamin dan oksitosin --- hormon yang berperan dalam rasa bahagia dan keterikatan (Feldman, 2017).
Ketika orang tua memulai hari dengan senyum dan obrolan ringan, anak belajar bahwa pagi bukanlah ancaman (bangun, mandi, cepat!), melainkan awal yang menyenangkan. Ini membantu mengatur sistem saraf anak agar lebih tenang dan fokus sepanjang hari.

 3. Melatih Keterampilan Sosial dan Empati

Obrolan ringan tentang hal-hal sederhana seperti cuaca, rencana hari itu, atau hal lucu di sekolah bukan hanya basa-basi. Itu latihan nyata bagi anak untuk mendengarkan, menanggapi, dan mengekspresikan perasaan.
Anak belajar bahwa komunikasi tidak harus selalu serius, tapi bisa hangat dan saling menyenangkan. Orang tua pun bisa menanamkan nilai empati tanpa terasa, misalnya dengan bertanya:

"Menurut kamu, teman kamu itu senang nggak kalau diajak main?"

 4. Mengurangi Stres Pagi Hari

Ritme pagi sering penuh tekanan: menyiapkan sarapan, seragam, dan kejar waktu. Tapi saat duduk bersama, tubuh dan pikiran sejenak menenangkan diri. Aktivitas ini menurunkan kadar kortisol (hormon stres) karena adanya interaksi positif dan kehadiran emosional antaranggota keluarga (Hostinar et al., 2014).
Bagi orang tua yang bekerja, momen ini juga menjadi cara mengisi "baterai emosional" sebelum hari dimulai.

 5. Investasi Kecil untuk Hubungan Besar

Banyak orang tua sibuk mencari quality time di akhir pekan, padahal micro-moments seperti ini jauh lebih konsisten dan berpengaruh. Duduk bersama anak di pagi hari adalah cara sederhana menanam "benih kelekatan" yang kelak tumbuh menjadi hubungan terbuka saat anak remaja.

Karena hubungan baik tidak tumbuh dari liburan mahal, tapi dari obrolan kecil yang tulus setiap hari.

Jadi, sebelum bergegas hari ini, sempatkan lima menit untuk duduk dan minum bersama anak. Tak perlu pembahasan berat --- cukup obrolan ringan tentang mimpi semalam atau menu sarapan. Karena dalam kehangatan secangkir pagi, tersimpan pelajaran besar tentang kasih, kelekatan, dan keseimbangan jiwa.

Referensi:
*Fiese, B. H., et al. (2002). Family rituals and routines: A context for development in the lives of young children. Infants & Young Children.
*Feldman, R. (2017). The neurobiology of human attachments. Trends in Cognitive Sciences.
*Hostinar, C. E., et al. (2014). Social support and stress regulation: Emerging themes and future directions. Current Opinion in Psychology.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun