Mohon tunggu...
Mirza Muhajir
Mirza Muhajir Mohon Tunggu... Freelancer - Pemula

Young Geologist

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sejauh Apa Bahaya Penurunan Muka Tanah "Land Subsidence" bagi Kita?

30 November 2018   07:53 Diperbarui: 30 November 2018   08:51 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dalam tiga dekade terakhir, kota-kota di Indonesia telah berkembang sangat pesat di sektor industri, perdagangan, transportasi, real estat, dan banyak lainnya. Contohnya adalah Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang dan kota-kota pesisir utara Pulau Jawa. Perkembangan kota yang meningkat secara eksponensial ini menimbulkan beberapa masalah lingkungan. Penurunan muka tanah adalah salah satunya. Iya, kau benar Carlos, Land Subsidence salah satunya.

Penurunan muka tanah adalah sebuah peistiwa turunnya permukaan tanah yang disebabkan karena adanya perubahan pada volume lapisan batuan yang terkandung di bawahnya. Menurunnya muka tanah ini biasanya terjadi perlahan- lahan dalam jangka waktu yang lama sehingga manusia tidak langsung menyadari akan hal itu.

Perlu diketahui penyebab penurunan tanah di kota besar (seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang dan kota-kota pesisir utara Pulau Jawa) disebabkan oleh adanya faktor alamiah dan antropogenik. Faktor ilmiah yang dimaksud adalah (1) sifat alami konsolidasi tanah yang umumnya berada pada endapan Kuarter dan (2) pengaruh tektonik. Sementara itu, pada sisi antropogenik adalah adanya (1) pengambilan air tanah yang berlebih dan (2) pembebanan melalui infrastruktur dengan berat yang berlebih. Dari empat tipe penurunan tanah ini, penurunan akibat pengambilan air tanah yang berlebihan dipercaya sebagai salah satu tipe penurunan tanah yang dominan untuk kota-kota besar tersebut.

Fenomena land subsidence (penurunan tanah) ini merupakan salah satu faktor yang cukup signifikan penyebab terjadinya banjir di suatu daerah atau kawasan. Ketika titik-titik yang mewakili suatu kawasan mengalami penurunan, yang menyebabkan daerah tersebut menjadi lebih rendah dari tempat-tempat lainnya (membuat cekungan), atau malah lebih rendah dari bentang hidrologi yang ada di sekitarnya, maka daerah tersebut akan menjadi daerah yang berpotensi banjir terutama ketika musim hujan tiba.

Oke, mari kita gambarkan fenomena berikut dalam perhitungan sederhana. Jika kota-kota diatas mengalami penurunan muka tanah sebesar 1 mm, dan asumsikan jumlah air yang tergenang sebanyak 1 Lt air, mari kita hitung berapa luas genangan air.

1 Lt = 1 dm3 = 1.000.000 mm3                                                                                                         

Luas Genangan : = 1.000.000 mm3   : 1 mm = 1.000.000 mm2 = 1 m2.

Bayangkan, saat muka tanah turun hanya 1 mm, mampu menghasilkan genangan air seluas 1 m2. Dan faktanya, laju penurunan muka tanah di kota-kota tersebut lebih dari 1 mm. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh  Hasanuddin Z. Abidin dkk (2011) mengenai Land Subsidence di Jakarta, menunjukkan bahwa secara umum penurunan tanah di Jakarta menunjukkan variasi spasial dan temporal, dengan laju sekitar 1--15 cm / tahun. Beberapa lokasi dapat memiliki tingkat penurunan hingga sekitar 20--28 cm / tahun. Bisa kau bayangkan Carlos, seberapa luas daerah tergenang yang bisa dihasilkan dari laju penurunan tanah tersebut.

Ini adalah sesuatu yang mengerikan. Kau harus segera memberitahu Ferguso, Carlos. Laju penurunan muka tanah tersebut akan menyebabkan berbagai masalah. Infrastruktur dan bangunan-bangunan lainnya di kota mu dapat terganggu kestabilannya. Pun saat hujan tiba, kota-kota tersebut akan digenangi air hujan dan banjir secara luas.

Tidak hanya itu, Carlos. Telah kukatakan kepadamu, faktor utama penyebab Land Subsidence di Jakarta dan kota-kota lainnya adalah pengambilan air tanah yang tak terkontrol dan berlebihan. Banyaknya pembangunan di Jakarta yang merupakan wilayah pesisir pantai tentunya berdampak pada naiknya tingkat populasi penduduk. Itu berarti bahwa kebutuhan air tanah di wilayah tersebut juga meningkat. Oleh karena itu di wilayah dengan tingkat kebutuhan air tanah yang tinggi rawan terjadinya "intrusi air laut".

Kenapa hal ini terjadi? Dikarenakan adanya hubungan hidrolik antara air tanah dan air laut. Karena air asin memiliki kadar mineral yang lebih tinggi dari air tawar, maka air laut memiliki massa jenis yang lebih tinggi dan tekanan air yang lebih besar. Sehingga air asin bergerak menuju air tawar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun