Mohon tunggu...
Meirna Fatkhawati
Meirna Fatkhawati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyukai dunia menulis || "sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia lain" || Salam Literasi || silahkan berkunjung www.mirnaaf.com

Selanjutnya

Tutup

Raket

Liliyana Natsir Pensiun, Berikut Hal Positif yang Bisa Kita Adaptasi

29 Januari 2019   22:57 Diperbarui: 31 Januari 2019   11:04 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Instagram ina_badminton

Liliyana Natsir atau sapaan akrabnya Butet, pada tanggal (27/01/2019) hari Minggu telah resmi menggantungkan raketnya. Pemain ganda campuran yang dipasangkan dengan Tontowi Ahmad ini pensiun di usianya yang ke 33 tahun. Semua masyarakat Indonesia merasa kehilangan pemain asal Manado ini. Hari itu juga #ThankYouButet menjadi trending topic dan PB Djarum mengadakan Farewell party untuk ci Butet.  Ada apa dengan ci Butet? Kenapa begitu ramai diperbincangkan banyak orang? Bahkan pemain bulutangkis luar negeri dan dalam negeri merasa kehilangan sekaligus mengaguminya.

Sederet prestasi telah diraihnya. Mengharumkan nama bangsa Indonesia sangatlah membanggakan. Dari Butet kita semua bisa mengambil pelajaran. Atlet yang diunggulkan Indonesia ini bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja. Termasuk saya sebagai penulis dan pecinta bulutangkis. Tak hanya dalam bidang olahraga bulutangkis saja, dalam pencapaiannya bisa kita adaptasi juga. Apa saja? Cekidot:   

  1. Menggeluti tekun pada satu hal. Seperti quotes Pak Habibi, "Apabila kamu sudah memutuskan menekuni suatu bidang, jadilah orang yang konsisten. Itu adalah kunci keberhasilan yang sebenarnya". Mungkn itulah salah satu trik jitu agar menjadi ahli di bidangnya seperti Ci Butet yang fokus berlatih bulutangkis sejak usia 9 tahun. Dan untungnya Ci Butet didukung penuh oleh keluarga.
  2. Optimis dan percaya diri. Seperti kata Ci Butet kepada Owi ketika bertanding, "Ayo coba Wi, kita mental juara".  Saat dimana Ci Butet juga merasa ingin menang, disitulah pasangan ganda campuran ini bersama-sama saling memotivasi. Saya rasa memang diperlukan rasa optimis dan percaya diri agar bisa melangkah lebih maju.

  3. Tidak pelit ilmu. Di masa pensiunnya, Butet pun tak enggan untuk berbagi ilmu dengan junior-juniornya. Seperti Kata Butet saat menghadiri undangan Pak Jokowi yang dilansir dari Kompas, "Jika saya dibutuhkan untuk membantu memotivasi adik-adik, menjadi inspirasi untuk adik-adik saya, saya siap untuk ke sana". Berbagi ilmu toh nggak ada ruginya. Bisa bermanfaat untuk orang lain dan ilmu tersebut jadi tak mudah lupa.

  4. Semua butuh proses, termasuk jika ingin menjadi ahli dan meraih prestasi dalam sebuah bidang. Contohnya Ci Butet yang menekuni olahraga bulutangkis sejak usia 9 tahun. Juga bersedia banyak menghabiskan waktu untuk berlatih bulutangkis. Usaha tidak mengkhianati hasil. Anda setuju?

  5. Saya dapat sebuah quote, "Finish what you started". Awali dengan baik dan akhiri juga dengan baik.  Seperti Ci Butet pensiun dengan baik. Terbukti banyak yang sedih saat dia pensiun juga banyak pula yang mengaguminya. Ya itu karena prestasinya, sikapnya yang baik di lapangan maupun di luar lapangan. Bisakah kita, termasuk saya memiliki akhir yang baik?

Menjadi hebat seperti Liliyana Natsir, dengan berderet prestasi. Siapa sih yang tak mau? Tapi apakah juga mau berproses dan memiliki sikap seperti ci Butet? Silahkan dijawab sendiri. 

"Kalah itu tidak memalukan, yang memalukan itu adalah menyerah" --Liliyana Natsir

Dirangkum dari berbagai sumber :

Sumber gambar : Instagram ina_badminton

Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun