Mohon tunggu...
MinOz Kimchi
MinOz Kimchi Mohon Tunggu...

BMI menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Akhir Tragis Cinta Pertama (1)

12 April 2014   03:17 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:46 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13970524781322396597

Begitu juga sebaliknya , Irma seorang gadis yang lemah lembut dan penuh sopan satun sehingga selama menjalin hubungan dengan Irma sikap Denis perlahan lahan bisa berubah menjadi sedikit lebih baik namun tidak dengan hobi balapan liarnya . Mungkin ini salah satu hal yang bisa membuat mereka bertengkar tapi Irma yang penyabar tak pernah putus asa untuk menyadarkan Denis akan resiko bahayanya balapan liar .

“ Honey , aku berharap banget kamu bisa hentikan hobi balapan liar itu ” . Kata Irma dengan nada lembut dan sedikit manja .

“ Iya , aku akan berusaha untuk tidak balapan lagi ya ” . Denis menyoba menyakinkan Irma sedangkan Irma hanya tersenyum mendengar ucapan Denis . Hati kecilnya tahu , bahwa itu bukanlah hal mudah bagi Denis tapi dia akan selalu berharap semoga suatu saat dia bisa menghentikan kebiasaan buruknya .

Itulah sifat Irma yang penyabar jadi tak heran jika keluarga Denis sangat menyukai Irma . “ Sepertinya Denis telah menemukan belahan jiwanya dan telah berada di tangan wanita yang pas ” . Begitulah kata sang ayah ketika berbincang dengan istrinya .

Di suatu pagi yang cerah suasan kota Bandung sangat sejuk dan udaranya bisa memberikan kedamain jiwa . Sepasang sejoli ini sudah janjian untuk berangkat kuliah bersama karena kebetulan hari ini mereka ada jadwal kuliah di hari dan jam yang sama . Rencana Tuhan siapa yang tahu , dalam waktu tiga puluh menit cuaca Bandung yang tadinya cerah tiba-tiba beralih menjadi mendung bahkan langit telah menumpahkan kadungan airnya ke bumi .

“Honey , hujannya cukup deras kamu jangan ngebut ya ” . Seru Irma dengan suara yang cukup lantang dan Denis pun bisa mendengarnya tapi dia hanya menganggukan kepala saja lalu dia meraih kedua tangan Irma dan diletakknya dipinggangnya .

Denis dan Irma masih ditengah jalan dan masih ada lima belas menit lagi untuk bisa sampai ke kampusnya . Hujan pun makin deras sehingga suasana di jalan terlihat sepi hanya ada satu mobil box yang melaju dengan kecepatan standar di depan motor yang dikendarai Denis dan diboncengi Irma . Naluri pembalap Denis mulai muncul ketika dirasa mobil yang di depannya melaju sangat lambat dan dia pun secara perlahan menaikan kecepatan motornya sampai 100km/jam dari kecepatan semula yang hanya 40km/jm .

Sekarang dia hendak mendahului mobil box yang ada di depannya sementara hujan makin deras dan pandangan Denis mulai samar karena derasnya air hujan yang menimpa kaca helmnya . Kecepan motor terus melaju dengan kencang Irma yang baru menyadari akan hal ini mencoba memperingati Denis , namun semua sia-sia dan dia hanya bisa mempererat pelukannya .

Motor yang dikendarai Denis siap untuk mendahului namun ketika jarak anatar motor dan mobil box itu hanya selisih antara tiga meter saja tiba-tiba mobil box itu berbelok ke samping dimana arah motor Denis mau mendahuluinya dan fatalnya si pengedara mobil tidak menyalakan lampu sein terlebih dulu , tentu Denis sadar akan bahaya yang ada di depannya namun sudah terlambat dan … Braaaaak ! Kecelakaan lalu linta telah terjadi .


Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun