Mohon tunggu...
Dian Minnie
Dian Minnie Mohon Tunggu... Administrasi - Dosen - Pengacara - Conten Creator - Coppy Writing - Bisnis Owner

Suka bepergian dan menikmati hidup

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pengalaman "Resign" Sebelum Mendapat Pekerjaan Pengganti

8 Juli 2018   15:47 Diperbarui: 10 Juli 2018   08:38 17132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah resign, saya harus segera menentukan langkah selanjutnya. Karena bagaimanapun menjadi pengangguran terlalu lama bukan tujuan. Namun sekarang, dengan ketiadaan deadline pekerjaan dan telepon-telepon atasan yang menagih pekerjaan, bisa lebih fokus untuk menentukan mau apa saya setelah ini.

Saya bisa browsing-browsing lowker tanpa sembunyi-sembunyi. Saya bisa mendatangi panggilan interview atau seminar-seminar untuk meningkatkan skill tanpa perlu mengarang sakit atau ada keperluan keluarga untuk bisa hadir.

3. Melepaskan diri dari sesuatu butuh jeda untuk menenangkan diri. "Istirahat" dulu di rumah membuat saya bisa berpikir lebih jernih

Apakah pernah menyesali keputusan yang saya ambil? Terkadang, iya. Apalagi jika dikaitkan dengan prestise, keinginan untuk nonton bioskop atau sekedar nongkrong makan di cafe sementara uang di dompet kian tipis.

Namun satu hal yang saya pahami, sembari mencari peluang baru, ini adalah waktu bagi saya untuk memanjakan diri. Mungkin menyempatkan diri untuk piknik bersama keluarga ke tempat-tempat seru yang selama ini cuma angan-angan saja.

Atau sekedar makan malam bersama keluarga mengganti waktu yang selama ini sempat hilang dengan banyaknya pekerjaan atau menyalurkan hobi saya menulis dan membaca. Hal-hal sederhana semacam itu sudah cukup memberi saya ruang baru untuk bisa berpikir jernih.

4. Tak punya penghasilan dari pekerjaan tetap memaksa saya untuk lebih kreatif dan ubet

Saya adalah aktor dari film yang saya sutradarai. Meskipun rejeki, jodoh dan maut telah diatur, namun rejeki itu seperti jodoh yang harus dijemput. Tidak bisa kita hanya duduk manis kemudian simsalabim dapat uang segepok.

Meskipun banyak kenyataan yang tak sejalan sengan rencana, tapi saya tidak mau terjebak dalam hidup pengangguran yang bangun pagi tanpa rencana dan tentunya tak punya banyak uang untuk bersenang-senang. 

Meskipun saya menganggur, namun saya harus bisa tetap menghasilkan uang. Saya harus bisa mencari project freelance untuk menunjang kehidupan.

Mengaku tidak pintar, tapi Alhamdulillah gelar Sarjana saya dua dan satu Magister. Saya harus bisa mendapatkan penghasilan dari ilmu yang saya pelajari. Dengan banyaknya waktu yang ada bisa lebih telaten mengerjakan beberapa project freelance berbau akademis yang selama ini saya pikir tidak bisa mengerjakannya. Dan Alhamdulillah hasilnya lebih dari ketika punya pekerjaan tetap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun