Mohon tunggu...
Cathaleya Soffa
Cathaleya Soffa Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga

Bersyukur dan jalani saja hidup ini. Man jadda wa jadaa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Jangan Pernah Menoleh ke Belakang

23 Februari 2019   21:58 Diperbarui: 23 Februari 2019   23:14 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: Pixabay

Larik lirik lurik not not balok berdenting. Jam dinding menuding sebagai angka sembilan. Setengah jam lalu. Adalah terpaan lembar yang harus dilalui. Masing masingnya memiliki cerita sendiri sendiri.

Jangan menoleh lagi untuk sesuatu yang menyesakkan. Jangan berhenti melangkah untuk sesuatu yang harus kau tinggalkan. Karena maya adalah fatamorgana. Ilustrasi ilusi. 

Segalanya pasti berlalu. Seiring waktu. Segalanya berubah. Berganti. Kehidupan terus bergulir. 

Jika ada riuh dari puncak kepundan.

Biarkan saja. Ada Tuhan tempat mengadu. Abaikan saja. Ada Tuhan tempat berserah. Acuhkan saja. Ada Tuhan tempat berkesah. Tenggelamkan saja. Ada Tuhan tempat bermunajat. Benamkan saja ... ya benamkan saja. Ada Tuhan... tempat bersimpuh dari segala keluh. 

Kotak dadu menyedu. Setitik bias cahaya merasuk. Itu lebih baik. Meneteslah rimis.

Lantas

Ada langit ceria, esok. Bersinarlah. 

Membuka lembaran baru. Berserilah. 

Mengisinya dengan tinta biru. Bercahayalah. 

Tetaplah di jalurmu.

Tanpa jabat tangan dan jemariku saling menepuk. Maafkan. Segalanya untukmu. Lanjutkan hidupmu. Inilah hidupku. 

Ciputat, 23 Februari 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun