Mohon tunggu...
Mimpin Sembiring
Mimpin Sembiring Mohon Tunggu... Dosen Psikologi pada Sekolah Tinggi Pastoral Santo Bonaventura Delitua Medan

Suka belajar dan berenang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Emosi Negatif dan Overthinking: Ini Yang Terjadi pada Gelombang Otak Kamu

18 Maret 2025   09:50 Diperbarui: 18 Maret 2025   09:50 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gelombang Otak  Sumber: AI

Emosi Negatif dan Overthinking: 

Ini yang Terjadi pada Gelombang Otak Kamu

Ada saatnya kita terjebak dalam labirin pikiran sendiri. Duduk diam, tapi kepala sibuk memutar ulang kejadian-kejadian yang seharusnya sudah selesai. Kenapa dia bilang begitu? Harusnya aku menjawab begini. Bagaimana kalau nanti begini? Pikiran melompat ke masa lalu dan masa depan sekaligus, tanpa izin. Ini bukan sekadar merenung, ini overthinking.

Overthinking bukan hanya bikin capek hati, tapi juga bikin otak bekerja lebih keras dari yang seharusnya. Seperti mesin yang terus digeber tanpa henti, lama-lama bisa rusak sendiri. Dan bagian paling menariknya? Semua ini bisa dilihat dari cara otak memproduksi gelombang listriknya.

Gelombang Otak: Irama yang Mengatur Pikiran

Otak itu seperti orkestra. Ia punya irama sendiri, disebut gelombang otak. Ada lima jenis utama:

  1. Gamma – Otak sedang dalam mode super cepat, penuh inspirasi.
  2. Beta – Kita berpikir logis, fokus, tapi kalau berlebihan jadi cemas.
  3. Alpha – Santai tapi tetap waspada, seperti setelah minum teh sore.
  4. Theta – Pikiran mengembara, setengah tidur, setengah bermimpi.
  5. Delta – Tidur lelap, tubuh dan pikiran beristirahat total.

Normalnya, gelombang-gelombang ini berjalan bergantian. Saat bekerja, Beta yang dominan. Saat bersantai, Alpha mengambil alih. Tapi kalau kebanyakan overthinking? Gelombang Beta naik tak terkendali, seperti mobil yang mesinnya panas tapi tak bisa dimatikan.

Saat Emosi Negatif Menyandera Otak

Overthinking sering kali datang karena dipicu oleh emosi negatif. Kecemasan, rasa takut, penyesalan, bahkan kemarahan. Emosi-emosi ini tidak hanya tinggal di hati, tapi juga mengubah cara kerja otak. Saat kita dihantui rasa cemas, misalnya, otak mengaktifkan respons fight-or-flight—seolah-olah ada bahaya yang mengancam, padahal yang terjadi hanya pikiran yang berputar di kepala.

Efeknya?

  • Gelombang Beta makin melonjak – Stres meningkat, sulit berkonsentrasi, tubuh selalu tegang.
  • Gelombang Alpha berkurang – Sulit untuk merasa rileks, susah menikmati momen sekarang.
  • Gelombang Theta terhambat – Kreativitas menurun, sulit berpikir di luar kebiasaan.
  • Gelombang Delta terganggu – Tidur tak nyenyak, tubuh kurang pemulihan.

Semakin sering emosi negatif muncul, semakin sulit otak kembali ke keadaan normal. Ini sebabnya orang yang sering cemas atau terlalu banyak berpikir cenderung lelah secara fisik meskipun tidak melakukan aktivitas berat.

Saat Pikiran Terlalu Sibuk, Tubuh pun Merasa Lelah

Pernah merasa otak seperti sedang berlomba, bahkan saat tubuh ingin istirahat? Itu karena overthinking bikin gelombang Beta tetap tinggi, bahkan di saat seharusnya kita sudah memasuki mode Alpha atau Theta. Akibatnya:

  • Susah tidur – Pikiran terus bekerja, mata lelah tapi tetap terjaga.
  • Stres meningkat – Hormon kortisol naik, tubuh selalu siaga.
  • Kesehatan terganggu – Tekanan darah naik, perut mual, kepala pusing.

Seakan-akan otak menolak rem. Padahal, tubuh sudah berusaha memberi sinyal untuk berhenti.

Kembalikan Irama, Tenangkan Pikiran

Kalau otak sudah terlalu sibuk, kita harus mengambil kendali. Bukan dengan cara menghentikan pikiran—itu mustahil—tapi dengan menuntunnya ke jalur yang lebih tenang. Caranya?

  1. Tarik napas, perlambat ritme – Napas yang tenang mengirim sinyal ke otak: aman, tidak ada bahaya.
  2. Dengar musik yang tepat – Musik dengan gelombang Alpha atau Theta bisa membantu mengatur ulang ritme otak.
  3. Tuliskan isi kepala – Kadang, menumpahkan pikiran ke kertas lebih baik daripada menyimpannya di kepala.
  4. Bergerak, jangan diam saja – Jalan kaki, berolahraga, atau sekadar meregangkan badan bisa membantu menurunkan gelombang Beta yang berlebihan.
  5. Kurangi kafein, perbanyak istirahat – Teh herbal dan tidur nyenyak lebih baik daripada secangkir kopi keempat hari ini.
  6. Sadari emosi yang datang – Jangan melawan atau menekan emosi negatif, tapi perhatikan, terima, dan biarkan berlalu seperti awan di langit.

Kesimpulan

Overthinking bukan cuma kebiasaan buruk, tapi juga kebiasaan yang bikin gelombang otak kacau. Terlalu banyak Beta, terlalu sedikit Alpha dan Theta. Ditambah emosi negatif yang terus mengendap, otak semakin sulit menemukan ketenangan. Akibatnya? Tidur terganggu, tubuh lelah, hati gelisah.

Pikiran seharusnya jadi alat, bukan beban. Maka, sebelum kepala terlalu penuh, beri kesempatan bagi diri sendiri untuk diam, bernapas, dan membiarkan otak kembali ke irama yang lebih tenang.

Karena, kadang, cara terbaik untuk berpikir lebih jernih adalah dengan berhenti berpikir sejenak.

Penulis : Dr. Drs. Mimpin Sembiring, M.Psi. C.Ht®

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun