Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Takdir Menguak Deni

2 September 2021   22:17 Diperbarui: 2 September 2021   22:17 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Sakit barangkali. Atau jangan-jangan dibooking ke puncak. Ha ha ha," jawab Manohara sembari tertawa.

" Pasti dia ngomong kalau lagi dapat bookingan. Kamu tahu kan dengan perilaku dia," jawab lela. 

Para temannya yang menjadi penghias malam di taman Ligut pun mengamini omongan Lela. Bagi mareka Dena panggilan sexy Deni di Taman Ligut adalah seorang yang baik hati dan penolong. Banyak teman yang dibantunya. Baik dengan tenaga maupun material. Kedermawanannya sudah teruji.

Lela masih ingat bagaimana dia ditolong Dena dari serbuan maut para pemuas malam yang ingin merampok dirinya usai berkencan di bawah batang Mahoni yang ada di taman Ligut. Jangankan dapat kompensasi sebagai pemuas nafsu, tas Lela hampir saja dibawa kabur lelaki hidung belang itu saat lela masih asyik mengemas diri. 

Dan tanpa disangka Dena datang saat lelaki bejat itu hendak lari. Dengan sekali hadangan, lelaki itu pun tumbang. Saat hendak bangkit, sebuah tendangan ala Bruce lee dari Dena mendarat di perut lelaki itu hingga terdorong beberapa meter. Tepat di lokasi dia bermesum ria. Dibawah batang mahoni.

Bukan hanya lela. 

Manohara pun pernah menikmati kebaikan Dena saat dirinya memerlukan uang untuk membayar biaya rumah sakit Ibunya. Dengan bantuan Dena, Manohara bisa bernafas lega karena sebagian biaya Ibunya di rumah sakit berasal dari Dena yang dapat ikan besar malam itu. Ya, seorang lelaki tua berkantong tebal.

Bukan hanya sejawat di taman Ligut yang kehilangan Dena dalam tiga hari ini. Para tetangga pun mulai kehilangan sosok dermawan. Dikalangan tetangga, Deni adalah warga yang suka menolong dan dermawan. Sudah banyak tetangga yang menikmati budi baiknya.

" Tuh orang baik banget. Aku berhutang budi kepada Nak Deni. Kalau nggak ada dia, tidak tamat sekolah anakku," cerita Mpok Liza.

" Aku juga. Waktu bapak anak-anak masuk rumah sakit, dia yang bantu biaya berobatnya. Kalau nggak ada dia, sudah koit barangkali bapaknya anak-anak," sambung Mpok Hindun.

Usai sholat Isya, beberapa perwakilan warga mendatangi rumah Pak RT. Pak RT terkaget-kaget didatangi warganya. Kain sarungnya pun hampir melorot. Dan dengan sigap diangkatnya, usai mendapat kedipan dari istrinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun