Beberapa warga kampung yang hendak menuju masjid untuk melakasanakan sholat subuh dan melewati rumah Matkayu, seketika langsung berhenti saat mendengar jeritan suara minta tolong dari dalam rumah itu.
" Ada apa, ya? Ayo kita mendekat. Tampaknya butuh pertolongan," ajak seorang warga kepada warga lainnya.Â
Mereka pun memasuki halaman rumah Matkayu. Seketika Matkayu keluar dari rumahnya dengan baju yang penuh darah. Para warga kaget.
" Aku telah membunuh istriku dan Pak Pemimpin Kampung kita," ujarnya dengan nada suara dingin.
" Aku akan segera ke kantor polisi dan menyerahkan diri," lanjutnya semabri meninggalkan kerumunan warga di halaman rumahnya.
Suara azan subuh telah berkumandang dengan indahnya. Relegiuskan alam semesta. Para jemaah pun menyegerakan diri sholat subuh berjemaah di masjid kampung.Â
Usai para warga selesai sholat Subuh dan berangsur-angsur hendak meninggalkan masjid, tiba-tiba tetangga Matkayu berlari kecil ke arah para jemaah dengan nafas yang terengah-engah.
" Ada apa?," tanya Imam Masjid.
" Saya diperintah oleh Pak RT untuk menyampaikan berita duka," ujarnya.
" Siapa yang meninggal dunia," tanya Pak Imam Masjid lagi.
" Pak Kepala Kampung dan istrinya Matkayu," jelasnya.
" Innalillahi Wainnalillahi Rojiun," ujar Pak Imam Masjid secara serempak bersama para jemaah masjid.
 Â