Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Palu

28 Mei 2017   16:56 Diperbarui: 28 Mei 2017   16:57 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Ada-ada saja alasannya. Anaknya sakit. Anaknya minta kirim uanglah," urai temannya dengan nada keluhan yang amat memilukan.

" Bahkan cerita ayah saya, anaknya mau beli handphone saja minta ke orang tua saya. yah akhirnya, orangtua saya masuk penjara karena tak mampu menuruti kehendak mareka," ujar temannya sambil menutup cerita duknya dengan suara yang amat memilukan. Gendis hanya menarik nafas mendengar cerita itu. Dirinya seolah merasa bersalah atas kejadian itu.  Gendis kesal karena tak bisa membantu temannya.

###

Malam semakin larut. Cahaya rembulan menembus rongga setiap sudut rumah dan Kota. Sinar nakal kunang-kunang yang bertebaran di hutan kecil menmbah indah ornamen malam itu. Sebuah malam yang amat dirindukan segenap manusia.  Sebuah malam yang amat ditunggu manusai kehadirannya. Gendis masih berada dimeja makan. Penjelasan ayahnya tentang siapa hakim yang memeras ayah temannya kini sudah terjawab sudah.

" Ayah telah memecat hakim yang melakukan pemerasan terhadap ayah temanmu. Dan ayah juga telah memerintahkan uang yang dinikmati hakim itu dikembalikan secara utuh kepada ayah temanmu," ujar sang ayah.

Gendis bahagia. Senyumnya mengembang bak bunga mawar yang sedang mekar dan tumbuh di belakang rumahnya. Gendis merasalah bersalah selamam ini yang telah berpikiran negatif terhadap profesi ayahnya. Dan mulai detik ini dia akan mengenalkan ayah dan ibunya kepada teman-temannya. Tak ada rasa malu lagi dihatinya terhadap profesi ayahnya. Ayahnya memang lelaki hebat dan patut dikagumi sebagaimana celotehan teman-temannya saat menyaksikan ayahnya di televisi. Ayah, Gendis beruntung memiliki ayah yang jujur," desisnya. (Rusmin)


Toboali, Bangka selatan 2 ramadan 1408 H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun