Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Serum-Bab 58

22 Mei 2020   10:39 Diperbarui: 22 Mei 2020   10:37 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bab 57

Swiss Air
Somewhere towards Grozny

Akiko tentu saja gelagapan. Melihat Andalas di depannya memandang sembari nyengir samar.

"Kita akan piknik ke Grozny. Jenewa terlewat."Andalas tersenyum mengejek Akiko.

Akiko menyumpah lirih dalam bahasa Jepang. Lagi-lagi mereka dihadapkan pada situasi berbahaya. Kali ini entah dengan latar belakang apa. Dia yakin seisi pesawat ini tidak ada sama sekali kaitannya dengan Organisasi, OWC, atau dinas rahasia manapun. Mungkin mereka berada di tempat yang tidak tepat pada waktu yang salah.

Andalas tidak mau mereka pasrah begitu saja. Dia berunding dengan Cecilia dan Akiko melalui X-One.

Aku akan ke belakang. Ada 1 pramugari yang aku curigai terlibat dan mengetahui keanehan pesawat ini. Mumpung belum ada kekacauan apapun karena mereka sepertinya sengaja menggunakan metode silent hijacking yang intinya hanyalah menguasai kokpit dan mengarahkan ke bandara tujuan untuk kemudian menyandera semua penumpangnya. Tanpa senjata dan keributan sama sekali.

Oke. Lalu aku harus apa? Dan Akiko mesti bagaimana?

Cobalah terus komunikasi dengan Dokter Aslan dan Cathy. Cari informasi apakah di daratan sudah beredar kabar mengenai pembajakan pesawat ini atau permintaan tebusan. Akiko, awasi terus kokpit pesawat. Jika ada satu saja pilot yang keluar, sergap dia!

Kau yakin ini memang pembajakan dan bukan karena mengincar kita?

Tidak ada seorangpun yang tahu kita di pesawat ini. Kalaupun tahu mereka tidak akan sempat mengirimkan orang ke dalam pesawat. Ini murni pembajakan. Pelakunya hanya ada 2 kemungkinan. Salah satu organisasi teroris atau OWC sendiri.

Andalas menutup X-One Akiko dan menaruhnya di saku baju. Lelaki itu berdiri dan mulai berjalan ke belakang dengan lagak orang sedang sakit perut.

Sementara Akiko berganti posisi dan menempati tempat duduk Andalas yang dekat lorong kokpit. Bersiaga seandainya ada salah satu pilot keluar. Akiko meraba gagang Kaikennya. Semoga aku tidak perlu menggunakan ini. Sudah terlalu banyak kehidupan yang kurampas dengan senjata ini.

Andalas menyusur lorong kabin kelas bisnis. Para penumpang kebanyakan tertidur pulas. Mungkin karena pagi sekali sudah berangkat. Tidak ada satupun yang menyadari bahwa mereka sedang dibawa menuju ke tempat yang sama sekali bukan tujuan mereka.

Di kelas ekonomi juga sama. Kabin ini lumayan penuh. Para penumpangnya nampak santai dan menghabiskan waktu dengan tidur atau menonton film. Seandainya mereka tahu sedang menuju Grozny, tentu tidak ada yang sesantai ini.

Andalas belum menemukan pramugari yang mencurigakan tadi. Padahal semua tempat telah disusurinya. Kemana dia?

Saat telah kembali ke kabin utama, Andalas berbisik kepada Akiko.

"Pergilah selidiki semua toilet. Pramugari itu tak bisa aku temukan. Ada kemungkinan dia sekarang menyamar jadi penumpang. Atau bersembunyi di salah satu toilet pesawat."

Akiko mengangguk. Tubuhnya yang ramping berjalan cepat ke belakang. Tubuhnya pegal karena terlalu banyak duduk. Ini kesempatan untuk berjalan-jalan melonggarkan sendi ototnya.

Di semua toilet kelas utama tidak ada petunjuk apapun. Akiko melanjutkan. Toilet kelas bisnis juga sama. Tidak ada tanda-tanda keberadaan pramugari itu. Satu area toilet lagi.

Cukup lama waktu yang dibutuhkan Akiko untuk bisa memeriksa semua toilet kelas ekonomi. Di lantai atas maupun bawah. Banyak orang mondar mandir bergantian menggunakan toilet sehingga dia harus menunggu dengan sabar.

Di toilet lantai bawah barulah Akiko berhasil menemukan sesuatu yang mencurigakan. 1 setel seragam pramugari dalam sebuah kantong plastik yang disembunyikan di laci bawah wastafel. Andalas benar. Pramugari itu sekarang menyamar sebagai salah satu penumpang. Kemungkinan paling besar adalah berada di antara penumpang kelas ekonomi yang berjumlah ratusan orang sehingga tidak mudah ditemukan.

Akiko kembali ke lantai atas dan menemui Andalas lalu menceritakan temuannya. Ketiganya berunding apa langkah selanjutnya yang harus mereka lakukan. Terlalu riskan jika Andalas dan Akiko bersama-sama melakukan pencarian. Cecilia, Kapten Shinji, dan Mualim Yoshido akan mudah terpapar bahaya meski mereka tahu persis bahwa ini murni pembajakan pesawat.

Berita dari Dokter Aslan tadi sudah jelas.

Cecilia, sudah ada ancaman yang disertai permintaan tebusan dan ditujukan kepada 10 negara yang mempunyai warganegara dan merupakan penumpang pesawat yang kalian tumpangi.

Andalas melihat jam tangan. Pukul 10.30 pagi. Seharusnya 1 jam lagi mereka mendarat di Jenewa. Tapi pesawat sama sekali tidak menunjukkan tanda descent. Pemeriksaan terakhir oleh Cathy menyebutkan bahwa pesawat berputar di pinggiran wilayah udara Rusia.

Itu berarti mereka akan sampai Grozny tak lebih dari 3 jam lagi. Masih ada waktu menemukan pramugari itu.

Andalas memutuskan dia sendiri yang akan mencoba menemukan pramugari mencurigakan tadi. Dia akan mencari melalui daftar crew yang biasanya dipegang kepala awak kabin.

Belum juga Andalas melintasi seluruh lorong kelas utama, terdengar suara gaduh di depan. Disusul suara benda berat jatuh. Andalas menoleh. Dilihatnya Akiko memiting leher seseorang berseragam pilot yang rupanya tadi keluar dari kokpit. Mungkin hendak ke toilet tapi keduluan disergap oleh Akiko.

Bogor, 3 Mei 2020

* * * * * ********

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun