Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Memori Kelu dan Kedatangan Rindu

15 Maret 2020   10:06 Diperbarui: 15 Maret 2020   10:04 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku pernah menyinggahkan mata
di barisan paling muka
ketika melewati ruang perpustakaan
yang sedang disibukkan
merapikan buku-buku
tentang masa lalu

Aku bertanya kepada para penjaganya
yang jika dilihat dari raut wajahnya
sedikit berduka, namun juga bergembira
"kenapa kisanak berduka? Bukankah masa lalu sudah berlalu dan kita tidak perlu mengenang perihal kelu?"
"Lalu kenapa pula kisanak nampak gembira? Bukankah masa silam itu sesuatu yang berbahaya?"
mereka tidak menjawab dengan mulutnya. Mereka menjelaskan lewat tatapan mata.
kering dan bersahaja.
mungkin pertanyaanku semakin menjejalkan kerumitan di kepala
atau barangkali jawabannya justru akan mengaduk haru-biru tentang ingatan yang berusaha lupa

Entahlah
masa lalu memang terbuat dari ujung paku
sanggup menorehkan memori yang pilu
sekaligus tersusun dari partikel-partikel bahagia
yang menggiring otak pada datangnya rindu

Jadi
biarkan saja sungai-sungai mengalir dari ketinggian
membelah lembah dan perbukitan
sampai akhirnya tiba di muara
tempat paling tepat untuk bermufakat
bahwa masa silam adalah wajah lain dari hikayat

Jakarta, 15 Maret 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun