Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Ensiklopedia Aku

13 Desember 2019   17:14 Diperbarui: 13 Desember 2019   17:11 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.pexels.com

Aku adalah kepala yang berputar liar seperti komidi putar. Berusaha keras mencari letak atas dan bawah tapi hanya bisa menjumpai rasa gelisah. Ruang-ruang dalam kepala sebagian besar tersumbat sehingga begitu banyak rencana yang berkesimpulan mampat. Nyaris selalu tersesat.

Aku adalah mata yang menyimpan begitu banyak persediaan nyalang. Menunggu matahari padam untuk kemudian mulai menyalakan kekacauan. Aku bunuh purnama dan aku tikam semua lampu yang mendermakan cahaya. Aku akan mengajak semua terbaring dalam gelap. Sebab aku sangat menyukai senyap.

Aku adalah telinga yang lupa bagaimana cara mendengar karena terlalu sering disuguhi berita-berita pengar. Termasuk juga karena ditumpahi pedasnya lada yang dipanen dari pikiran makar. Jauh di luar nalar. Telinga ini, adalah hiasan dinding hati yang berdebu. Selalu berusaha mencuri letak waktu. Lalu bertingkah gagu untuk merahasiakan berbagai perkara pilu.

Aku adalah mulut yang tak ingat bagaimana cara tertawa yang baik-baik saja. Berbicara secara sempurna namun sesungguhnya tak sampai paripurna. Bila bukan karena senja, mungkin mulut ini menjadi pemilik sah kericuhan sandyakala.

Pontianak, 13 Desember 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun