Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Serdadu Peperangan Sun Tzu

25 Juli 2019   17:02 Diperbarui: 25 Juli 2019   17:08 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita semua adalah tahanan dari keinginan kita sendiri. Tersandera dalam perang dingin yang kelu. Melawan anggapan dan tuduhan. Nyaris sepanjang waktu.

Kita adalah serdadu dalam peperangan Sun Tzu. Mengepung satu sumber mata air. Untuk selanjutnya memenggal tenggorokan. Karena terlalu beratnya deraan kehausan.

Setelahnya kita menampung airmata. Sebanyak-banyaknya. Berharap Tuhan jatuh iba. Lalu memberi kemudahan semaunya. Dan kita tertawa. Lebih berbisa dari kobra.

Cerita demi cerita saling memperebutkan asa. Membawa kita ke ranah sengketa. Bertengkar sebisa-bisanya. Agar dianggap sebagai manusia. Karena yang bukan manusia, katanya hanya bisa berdiam. Mati di ruang-ruang megah perpustakaan.

Sebagai serdadu yang kebanyakan disumpali mulut gagu, kita menyerbu persoalan, mendahulukan kesimpulan, lantas dengan gampangnya menyalahkan takdir yang tak berkawan.

Kita bilang;
hidup adalah peperangan yang jarang bisa dimenangkan. Oleh karena itu, mati adalah satu perkara yang memberi kemudahan.


Kisaran, 25 Juli 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun