Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Empat Musim Berbeda dalam Pencarian Cinta

8 April 2019   22:57 Diperbarui: 8 April 2019   23:13 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya mencari kata-kata paling sederhana untuk memahamkan kamu tentang ornamen cinta paling utama supaya kamu tak kesulitan dalam menerjemahkan rasa. Ini mirip cuaca di mana hatimu dikuasai oleh empat musim yang berbeda;

1) saat kamu serasa dijerang oleh jilatan matahari, tapi hatimu mendingin secepat air di bawah titik beku, lalu kamu tersenyum semanis perdu putri malu, itu artinya kamu sedang berada di musim kemarau namun tak sedikitpun hatimu meracau. Setelahnya kamu berahi pada mimpi yang dikirimkan oleh seseorang yang menyalakan bara di hati.

2) saat kamu merasa dijatuhi hukuman terberat karena tersengat aroma padang gurun di kepalamu yang dilanun oleh lamunan akan kesepian, kemudian langit menjatuhkan pesan berupa rintik-rintik kecil yang mirip nyanyian, tak pelak lagi musim hujan mulai berdendang untuk kesepianmu. Kamu akan mendapatkan banyak lagu atas pencarianmu.

3) saat dunia berusaha menggigilkan dirinya dengan menggugurkan banyak dedaunan di halaman rumahmu yang terlalu lama kekeringan, setelah itu kamu mengumpulkan setiap daun yang jatuh untuk kamu rangkai sebagai mahkota, dan kamu mendudukkan dirimu di sebuah singgasana istana, maka kamu sedang jatuh cinta. Di musim gugur yang membawamu pada gejolak hati yang mengguntur. Memekakkan telinga, namun sunyimu seketika itu juga luntur.

4) saat salju paling beku merambati pori-porimu yang tertutup oleh masa lalu, kamu berusaha keras melupakannya dengan menyuruh mulutmu gagu, tapi bagian terbesar hatimu menggelegak, seperti kepundan kawah yang bergolak, maka kamu tengah berada pada musim dingin di puncak gunung berapi, kamu jelas sedang jatuh hati.

Bila sekian fragmen sederhana itu masih belum juga kamu anggap kosakata cinta, maka kamu harus segera menemui empu atau pertapa. Bertanyalah tentang bajapun yang berhasil ditempa, dan juga ujar-ujar purba yang mampu membuat dua hati menyatu secara paripurna.

Jakarta, 8 April 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun