Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Sesungguhnya Seorang Pemburu

7 Desember 2018   12:29 Diperbarui: 7 Desember 2018   13:47 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Salah satu kegemaranku adalah berburu. Saat berburu, aku mampu mengalirkan adrenalin ke tulang sungsum dan paru-paru. Memompa jantung mendaki kepundan lava. Aku berubah menjadi mata gendewa.

ada anak panah dan peluru yang selalu tersedia di mata. Menunggu saat yang tepat untuk dilesat seketika.

ada lampu dan jaring-jaring di kepala yang lengas. Menanti musim yang pas untuk ditebar tuntas.

aku berburu pagi. Dengan kesungguhan hati. Aku ingin menangkap embun yang melakukan pemberontakan. Terhadap tatanan dahan-dahan. Dengan menyelinap dan menyusup. Di sela rimbunan daun dan hawa dingin yang menusuk.

aku berburu petang. Tanpa sedikitpun rasa gamang. Sasaranku kunang-kunang dan rembulan. Terhadap kunang-kunang aku janjikan kehidupan remang. Kepada rembulan aku bertipu daya dengan mengatakan mendung tak lama lagi akan hilang.

aku berburu kenangan. Beberapa darinya patut dirajam. Aku memilah mana yang mesti dibidik. Aku memilih apa yang harus ditabik.

Sesungguhnya aku seorang pemburu. Mauku sekeras batu-batu. Karena aku bersekutu dengan waktu.

Jakarta, 7 Desember 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun