Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lelaki yang Menghanguskan Malam dengan Tatapannya

5 Desember 2018   09:34 Diperbarui: 5 Desember 2018   10:29 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lelaki itu berdiri menghadap bekas jejak matahari. Siang tadi. Menyerap semua yang dinamakan api. Ke dalam sorot matanya yang menggelap. Hendak mengirimkan baranya sebentar jika dia terlelap.

Lelaki itu melangkahkan ingatan. Ke dalam petikan-petikan buram. Dari kelupasan masa silam yang kusam. Dia pernah berteriak kepada malam. Menistakannya habis-habisan. Ke dalam berbotol-botol minuman.

Lelaki itu membenturkan seringai pada badai yang mendekat. Mungkin dalam pusarannya nanti dia bisa berucap keparat. Membiarkan dirinya terbawa hingga ujung. Tempat segala murung ditampung oleh orang-orang yang tak beruntung.

Lelaki itu menghanguskan malam dengan tatapannya yang mencekam. Ini malam, sungguh tak ada beda dengan permukaan hati yang lebam. Lelaki itu memutuskan untuk tenggelam. Dalam pusat kekuasaan hitam.

Bogor, 5 Desember 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun