Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Negeri Tulang Belulang (Laboratorium Penelitian)

10 Juli 2018   17:58 Diperbarui: 10 Juli 2018   19:54 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: view.stern.de

Kelima orang ini berkumpul di ruang kemudi. Kali ini Ben mengambil alih situasi. Dia yang paling ahli tentang perkapalan. Sambil tetap mendapatkan pencahayaan dari mata Cindy, mata Ben tak henti mengamati layar monitor kecil yang berjajar di hadapannya. Meskipun monitor itu tidak ada yang menyala, setidaknya Ben berusaha keras memahami apa fungsi masing-masing. 

Ini untuk koordinat dan navigasi. Ini untuk memantau tingkat kedalaman lautan. Ini untuk sonar. Ini untuk menghindari collision. Ini untuk memonitor ikan-ikan besar. Banyak sekali!  Ben mengucek matanya,  lalu monitor yang ini untuk apa?

Semua memperhatikan Ben yang sedang berkonsentrasi pada pekerjaannya,"ini seharusnya jauh lebih mudah jika monitor ini bisa menyala," keluh Ben menyeka keringat di dahinya,"semua ini barang-barang modern.  Bahkan ultra modern!  Sepertinya ini adalah sebuah kapal riset,"Ben melanjutkan.

Rabat teringat sesuatu. Sambil meraih satu-satunya senter yang ada di ruang kemudi kapal, dia berlari menuju ruang mesin di bagian bawah kapal.Ran paham apa yang dimaksud Rabat. Dia membiarkan saja dan berdoa dalam hati semoga Rabat berhasil. 

Tak lama kemudian terasa guncangan halus pada badan kapal. Seolah kapal ini memberitahu mereka bahwa mereka semua adalah majikan barunya. Setelah guncangan itu, semua lampu dan layar monitor menyala. Kapal itu mendadak seterang siang. Rupanya Rabat berspekulasi menghidupkan generator kapal. Dan dia berhasil.

Semua orang saling pandang dengan wajah gembira. Cahaya dari mata Cindy otomatis menghilang begitu ruangan itu diterangi sinar lampu. Ben dengan antusias mengamati lagi semua layar monitor. Sedangkan Ran mengedarkan pandangan ke sekeliling. Mencari-cari alat komunikasi. Mungkin ada harapan mereka bisa berhubungan dengan dunia luar.

"Ah ini monitor apa?!" setengah berteriak Ben menunjuk ke salah satu layar monitor besar yang terpisah dengan layar monitor lainnya. Layar monitor itu tersegmen menjadi 6 bagian.  Masing-masing memonitor beberapa tabung besar di ruangan yang juga terpisah. 

Semua memperhatikan apa yang ditunjukkan Ben. Termasuk Rabat yang sudah kembali bergabung dengan mereka. Tabung-tabung besar itu entah berisi apa tapi layar monitor ini menunjukkan banyak sekali indikator tentang kehidupan.

Heart beat, blood pressure, oxygen, poisonous, dan banyak lagi yang sebagiannya tidak mereka mengerti. Kecuali Tet. Tet paham hampir semua ini. Wajahnya nampak sangat penasaran.  Ini layar monitor yang memantau sebuah kehidupan. Tapi kehidupan apa? Apakah ada manusia yang tersisa di kapal ini?  Mungkin manusia yang dicryo?  Tet semakin penasaran.

----

Semua orang berkumpul di ruang kemudi. Berunding. Mereka memutuskan harus bertindak hati-hati. Kapal misterius ini pastilah sudah atau sedang melakukan riset luar biasa.  Entah apa, tapi pastilah sesuatu yang besar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun