Ini kalimat perpisahan yang disampaikan gagak pada berita kematian yang dibawanya; aku tak hendak lagi mengabarkan duka bagi orang-orang. Â Cukup lama aku menjadi mitos belasungkawa. Â Ijinkan aku kini membawa berita gembira.
Burung gagak lalu terbang memandikan sayap-sayapnya di mata air yang keluar dari akar-akar pohon raksasa. Ingin sekali membersihkan warna hitam yang selama ini dikira jelaga. Â Sabunnya dari perasan buah nira. Â Untuk bisa menyiarkan kabar manis yang tidak biasa.
Burung-burung itu berkeliling ke seluruh dunia. Â Di setiap peperangan mereka mengabarkan kebaikan baratayuda. Â Di setiap kelaparan mereka mengabarkan roti dan kurma. Â Di setiap kedukaan mereka mengabarkan cerita jenaka. Â Di setiap kematian mereka mengabarkan surga.
Jika airmata tetap tertumpah berkolam-kolam. Â Burung-burung itu habis meminumnya. Â Menyemburkan uap-uap airnya di sore yang terang. Â Bersamaan dengan gerimis datang. Â Menjadi bianglala yang gemilang.
Jika gerutu dan ratapan tetap segaduh lautan. Â Burung-burung itu mengeluarkan nyanyian. Â Tentang suka cita kemarau ketika menyambut hujan.
Bogor, 13 Juni 2018