Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menikmati Rasa Sakit

4 Desember 2017   08:11 Diperbarui: 4 Desember 2017   09:27 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Adalah menikmati senja yang tubuhnya dikoyak oleh taring kegelapan

Tercacah menjadi potongan-potongan merah di arah barat

Disapu angin musim hingga tenggelam

Tidak cacat

Namun lenyap tanpa sisa

Begitu juga ketika petang ternyata memilih untuk berdiam lama

Menunggu kedatangan purnama yang belum sampai

Masih dalam perjalanan menyusuri langit yang membukit

Tersusun dari awan hitam yang bergulung meninggi

Beginilah caranya menikmati rasa sakit

Yaitu ketika harap ternyata masih tersangkut di pendulum waktu  

Menanti putarannya yang tak bisa mengencang

Detik demi detik ada di ruang tunggu

Menit demi menit mendekati pintu

Jam demi jam harus berdiam

Hari demi hari menguliti sepi

Bulan demi bulan menangguk kelelahan

Tahun demi tahun dipergunakan untuk menyamun

Tulang rusuk yang hilang lalu ditemukan

Tersangkut di bibir gelombang pasang yang hampir saja disurutkan

Jakarta, 3 Desember 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun