Kontan saja pemuda itu tunggang langgang mengambil langkah seribu. Â Prolet memperhatikan dengan was was. Â Dia khawatir dua hal. Â Si pemuda ditangkap dan dihajar massa, dan juga khawatir si wanita kehilangan dompetnya.
Dugaan Prolet salah semuanya. Â Pemuda itu lari menyeberang ke peron sebelah sana setelah menerobos pintu gerbong yang masih terbuka. Â Disambut lolong memilukan terompet kereta dari arah Jawa yang menghempas tubuhnya ke udara. Â Mencerai beraikan hampir seluruh bagian tubuhnya ke segala arah.Â
Prolet berdiri dengan lemas kehabisan tenaga. Â Tidak sadar seseorang keluar dari keremangan di pojok stasiun yang tak terjangkau lampu, sambil meludah dan menggeleng gelengkan kepala. Â Anak didiknya gugur satu lagi hari ini. Â Besok dia harus cari kandidat lagi....
__________
Maneh; kamu dalam bahasa Sunda