Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Perjalanan Lahir Batin Prolet; Stasiun Manggarai

25 April 2017   22:16 Diperbarui: 26 April 2017   12:00 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kontan saja pemuda itu tunggang langgang mengambil langkah seribu.  Prolet memperhatikan dengan was was.  Dia khawatir dua hal.  Si pemuda ditangkap dan dihajar massa, dan juga khawatir si wanita kehilangan dompetnya.

Dugaan Prolet salah semuanya.  Pemuda itu lari menyeberang ke peron sebelah sana setelah menerobos pintu gerbong yang masih terbuka.  Disambut lolong memilukan terompet kereta dari arah Jawa yang menghempas tubuhnya ke udara.  Mencerai beraikan hampir seluruh bagian tubuhnya ke segala arah. 

Prolet berdiri dengan lemas kehabisan tenaga.  Tidak sadar seseorang keluar dari keremangan di pojok stasiun yang tak terjangkau lampu, sambil meludah dan menggeleng gelengkan kepala.  Anak didiknya gugur satu lagi hari ini.  Besok dia harus cari kandidat lagi....

__________

Maneh; kamu dalam bahasa Sunda


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun