Mohon tunggu...
Michelle
Michelle Mohon Tunggu... Foto/Videografer - mahasiswa

karya fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Peri Kecil

20 November 2022   18:54 Diperbarui: 20 November 2022   18:59 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Semua mahluk hidup yang ada di dunia ini pasti memiliki tugas masing-masing, Anna ... sama halnya dengan kami para peri dan kau, yang dulunya adalah seorang manusia juga memiliki tugas. Setiap orang memiliki tanggung jawab yang sama beratnya dan kita tidak bisa lari dari tanggung jawab itu" Anna menyadari bahwa selama ini ia berpikir bahwa menjadi seorang peri hidupnya hanya bersenang-senang, terbang mengelilingi kota dan bermain. 

Namun kenyataannya, bahkan peri juga bersusah payah melakukan tugasnya. Anna sangat menyesal sudah mengabaikan tanggung jawabnya sebagai manusia dan malah menginginkan dirinya sebagai peri. "Ibu peri bisakah aku kembali jadi manusia biasa?" Tanya Anna dengan penuh harap. 

"Tidak bisa Anna, kini kau adalah peri dan kau tidak boleh lari lagi dari tanggung jawabmu" Anna hampir menangis lagi namun ia sadar bahwa ia tidak boleh cengeng. Ia tidak mau lagi menangis dan mengeluh. "Ibu peri tolonglah, hanya sekali ini saja dan ini adalah permintaanku yang terakhir! Aku janji aku akan menjalankan tugasku sebagai manusia dengan sungguh-sungguh dan aku akan bersyukur dengan siapa diriku, bukannya menginginkan apa yang dimiliki orang lain" Ujar Anna dengan sungguh-sungguh.

Ibu peri terdiam sejenak, melihat kesungguhan pada diri Anna. Nampaknya gadis kecil itu bersungguh-sungguh dengan apa yang diucapkannya. Akhirnya sang Ibu peri mengalah, dan ia tersenyum sebelum berkata kepada Anna untuk terakhir kalinya, "Apakah kamu berjanji akan melakukan tanggung jawabmu Anna?" Anna mengangguk dengan yakin. "Baiklah kalau begitu, kau akan kembali menjadi manusia, namun kau juga akan melupakan apa yang terjadi disini seolah kau tidak pernah menjadi peri" Anna tetap mengangguk dengan yakin. Sebelum Ibu peri mengantarkan pulang, Anna sempat memeluk Maya dan berbisik di telinganya, "Terima kasih. Aku tidak akan melupakanmu sebagai temanku"

Akhirnya Anna kembali ke rumahnya, ke kamarnya lebih tepatnya. Jam menunjukkan bahwa malam sudah larut dan semua orang dirumah itu sudah terlelap dalam tidurnya masing-masing. Anna tersenyum dan berterima kasih kepada Ibu peri atas pengalaman yang ia dapatkan dan nasehatnya. Ibu peri akhirnya menyentuh ujung hidung Anna dan gadis itu kembali ke wujud aslinya. Namun saat ia membuka matanya, hari sudah pagi dan Ibu peri sudah lenyap. 

Anna yang baru saja bangun dari tidurnya merasa seperti ia baru mengalami mimpi yang sangat panjang dan melelahkan. Ibu Anna datang ke kamar Anna untuk mengajaknya sarapan dan ia tersenyum melihat anaknya. Rupanya di kehidupan nyata, Anna tidak pernah menjadi peri. Atau, semua itu hanya terjadi dalam semalam. Namun siapa yang tahu kebenarannya, bukan? Yang terpenting adalah saat ini Anna tengah menyantap sarapan buatan ibunya sambil tertawa sesekali karena candaan ayahnya. Itulah yang terpenting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun