Mohon tunggu...
Michael D. Kabatana
Michael D. Kabatana Mohon Tunggu... Relawan - Bekerja sebagai ASN di Sumba Barat Daya. Peduli kepada budaya Sumba dan Kepercayaan Marapu.

Membacalah seperti kupu-kupu, menulislah seperti lebah. (Sumba Barat Daya).

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Politik Diferensiasi Iris Marion Young, Keadilan Gender dan HAM

11 April 2019   07:30 Diperbarui: 11 April 2019   10:23 902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1.PENDAHULUAN

Plato mengatakan bahwa kejelekan sistem demokrasi adalah orang bodoh dapat menjadi pemimpin. Di Indonesia, kritik Plato atas sistem demokrasi kian menyata dalam bursa pemilihan kepala daerah dan legislatif. Hal ini dapat kita temui dalam proyek kandidatisasi para artis oleh parpol yang meramaikan bursa calon pemilihan kepala daerah dan calon legislatif. Pertanyaan bagi kandidat para artis dalam bursa calon adalah apakah para artis tersebut memiliki kompetensi memimpin yang memadai?

Namun, terlepas dari hal mempertanyakan kemampuan para calon dalam pemilihan kepala daerah dan legislatif. Kandidatisasi artis dalam bursa pemilihan kepala daerah dan legislatif dapat dilihat dari dua segi yaitu; pertama, secara prosedural fenomena ini dapat ditafsirkan sebagai kemajuan dalam kehidupan berdemokrasi, karena menunjukkan luasnya partisipasi demokratis warga negara Indonesia untuk mengambil bagian dalam hidup berpolitik. Namun, kedua, secara substansial ada patologi, dimana para artis dicalonkan bukan karena kompetensi, tetapi karena kemolekan tubuh dan kecantikan. Dari segi kedua ini, ada dua impak yang patut disoroti yaitu; pertama, kenyataan ini sebenarnya menghantar manusia pada sikap mereduksi kemampuan perempuan itu sendiri, yaitu sekadar pada popularitas, kemolekan tubuh dan kecantikan. Kedua adalah potensi chaos yang terjadi akan lebih parah ketika media menggunakan artis untuk iklan parpol. Di sini terjadi pengacauan politik dengan pasar oleh para elit politik. Politik sebagai deliberasi rasional di ruang publik berubah wajah menjadi spanduk, billboard di pinggir-pinggir jalan.

2.POLITIK DIFERENSIASI IRIS MARION YOUNG

2.1 Biografi Singkat
Iris Marion Young adalah seorang filsuf kelahiran New York, 2 Januari 1949, dan meninggal pada tanggal 1 Agustus 2006. Young adalah seorang Profesor Ilmu Politik di University of Chicago, dan berafiliasi dengan Pusat Studi Gender dan program HAM di sana. Risetnya meliputi teori politik kontemporer, teori sosial feminis, dan analisis normatif kebijakan publik.

Sebagai seorang filsuf  ilmu politik, Young telah mempublikasikan banyak buku. Buku Young antara lain Justice and the Politics of Difference (1990), Throwing Like a Girl and Other Essays in Feminist Philosophy and Social Theory (1990), Intersecting Voices: Dilemmas of Gender, Political Philosophy, and Policy (1997), Inclusion and Democracy (2000), On Female Body Experience: 'Throwing Like a Girl' and Other Essays (2005) and Responsibility for Justice (2010).

Tulisannya telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa; Jerman, Italia, Portugis, Spanyol, Swedia dan Kroasia, dan ia juga mengajar di Amerika Utara, Eropa, Australia dan Afrika Selatan.
Mainstream pengajaran Young berafiliasi pada teori-teori kontemporer seperti keadilan, demokrasi dan perbedaan, teori politik feminis, dan gagasan dari Michel Foucault dan Jrgen Habermas, etika dan urusan internasional, gender, ras dan kebijakan publik.

Young dianugerahi gelar PhD dalam filsafat oleh Pennsylvania State University pada tahun 1974. Sebelum datang ke Universitas Chicago ia mengajar teori politik selama sembilan tahun di Graduate School of Public Affairs dan Internasional Affairs di University of Pittsburgh, dan sebelum kemudian mengajar filsafat di beberapa institusi, termasuk Worcester Polytechnic Institute dan Universitas Miami. Selama jangka waktu musim panas 1995 Young adalah Visiting Professor of Philosophy di Universitas Johann Wolfgang Goethe di Frankfurt, Jerman. Young mendapat beasiswa untuk mengunjungi beberapa perguruan tinggi dan lembaga di seluruh dunia, termasuk Institute for Advanced Study di Princeton, New Jersey, Institute for Human Sciences di Wina, Australian National University, dan Human Sciences Research Council Afrika Selatan. Young meninggal di usia 57, setelah perjuangan 18 bulan dengan kanker kerongkongan.

2.2Politik Diferensiasi

Perseteruan antara pandangan liberal dan komunitarian dipangkas oleh Iris Marion Young dalam bukunya The Politics of Difference. Young meninggalkan dikotomi liberal dan komunitarian dengan melakukan studi yang menjauhi baik individualisme juga kolektivisme. Ada dua alasan yang sekaligus menjadi ktirik Young terhadap dikotomi liberal dan komunitarian. 

Pertama, kelompok liberal kecenderungannya adalah melakukan abstraksi sedangkan komunitarian mengintegrasikan tradisi menjadi pandangan yang menyatukan atau kolektivisme. Kedua, kelompok liberal terlalu mengunggulkan pemikiran rasional namun menjauh dari yang "lain" sedangkan yang satu terlalu mengunggulkan partikularitas dan lokalitas sehingga kerap mengabaikan pandangan perorangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun