Mohon tunggu...
Michael D. Kabatana
Michael D. Kabatana Mohon Tunggu... Relawan - Bekerja sebagai ASN di Sumba Barat Daya. Peduli kepada budaya Sumba dan Kepercayaan Marapu.

Membacalah seperti kupu-kupu, menulislah seperti lebah. (Sumba Barat Daya).

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gagal Paham (Soal Komunis)

27 September 2017   16:04 Diperbarui: 27 September 2017   16:26 1983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setakat kini isu soal Partai Komunisme ratingnya kian menaik terpapar diberbagai media. Anggapan yang keliru tentang arti sesungguhnya komunis semakin menebal. Komunis diidentikkan dengan kafir dan anti Tuhan.

Soekarno menggagas konsep Nasakom; Nasionalisme, Agama dan Komunisme, berharap bahwa konsep ini menjadi suatu sumbangan besar Indonesia bagi dunia Internasional.

Mahasiswa pada masa itu juga gagal paham terhadap konsep komunis yang digagas soekarno ditambah ada hasutan dari dunia politik akhirnya melakukan demontrasi kepada Soekarno.

Seandainya ada pemahaman yang baik terhadap komunis, mungkin demo di sekitar istana negara pada waktu itu tidak akan terjadi, yang berujung pada kaburnya Soekarno ke istana bogor yang kemudian mengeluarkan SUPERSEMAR.

Konsep komunis Soekarno adalah Marxisme. Soekarno mau menunjukkan kepada dunia bahwa partai komunis yang ada di Indonesia adalah sebuah partai yang lebih mementingkan anggota komunitas. Sosialis adalah dasar pijak gerakan mereka. Ini konsep komunis milik Soekarno yang disalah mengerti oleh orang-orang pada masa itu dan masih terbawa hingga saat ini.

Soeharto pernah bertanya kepada soekarno, bagaimana bisa ada dua ideologi dalam satu negara? Pasti akan terjadi bentrok antara ideologi pancasila dan ideologi yang dimiliki orang2 partai komunis. Sebaiknya, untuk menghindari bentrok maka partai komunis dibubarkan.

Soekarno menjawab, memang kedua ideologi ini berbeda namun kita harus menjadikan mereka komunis yang pancasilais. Caranya bagaimana? Itu adalah urusan bapak. Biarkan bapak yang memikirkannya.

Memang konsep komunis marxis itu sendiri kelihatannya tidak cocok diterapkan di Indonesia karena lebih berbicara soal kaum proletar dan pemilik modal. Ada perbedaan situasi yang begitu kelihatan. Kaum proletar sangat bergantung kepada pemilik modal. Sedangkan di indonesia, para pekerja  masih memiliki tanahnya sendiri untuk di kelola.

Mengatasi perbedaan situasi ini, Soekarno menggagas konsep Marhaenisme. Partai komunis yang akan digiringnya menjadi kmunis yang pancasilais, yang kemudian akan mengambil wajah marhaenis. Inilah cita-cita besar Soekarno bahwa Indonesia bisa menyumbang suatu konsep baru kepada dunia International. Namun, saat semua itu masih dalam tahap proses, ia sudah lebih dahulu disingkirkan dan justru menjadikan ajarannya sebagai kambing hitam dari semua pergolakan politik yang ada.

Generasi berikut tidak boleh gagal paham lagi. Sudah saatnya mengkaji dan menimbang sejarah secara lebih komprehensif dan bijak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun