Mohon tunggu...
Micha GarciaIfanka
Micha GarciaIfanka Mohon Tunggu... Pelajar

Ilmu sosial dan ilmu politik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Childfree: Pro dan Kontra

17 Mei 2023   11:52 Diperbarui: 17 Mei 2023   11:57 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada awal tahun 2023, topik tentang childfree, ramai diperbincangkan di media sosial. Diawali dengan unggahan seorang influencer yang cukup terkenal di media sosial tentang keinginan dan alasan mengapa memilih untuk childfree, topik ini hampir tidak pernah berhenti dibicarakan sejak saat itu sampai sekarang. Childfree seperti arti sebenarnya adalah tanpa anak. Untuk penjelasan lebih jelas, childfree merupakan istilah yang digunakan seseorang untuk menyatakan bahwa seseorang memilih untuk tidak memiliki anak. Childfree sendiri di Indonesia bukan hal yang diwajarkan karena masih banyak orangtua ataupun keluarga yang berpegang teguh pada pepatah "Banyak anak, banyak rejeki" sehingga opini tentang childfree belum banyak disuarakan sampai akhirnya pada Februari 2023 mengangkat topik tersebut.

Sudah meluasnya dan terbukanya pemikiran masyarakat Indonesia, membuat topik childfree ini mendapat sorotan sehingga menimbulkan pendapat pro dan kontra. Dari yang diunggah di media sosial, ada beberapa faktor yang menimbulkan pendapat pro terhadap childfree. Wanita pada zaman sekarang, sudah tidak dipandang sebelah mata lagi sehingga banyak wanita yang memilih menjadi wanita karir yang mendedikasikan dirinya terhadap pekerjaan yang dilakukan. Adanya hal ini bisa memengaruhi wanita untuk memilih tidak mempunyai anak karena mereka memutuskan untuk mengerahkan seluruh tenaga mereka untuk pekerjaan, Selain itu, adanya ketakutan tidak dapat mengurus anak dengan baik juga merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh. Banyaknya kasus seorang ibu tidak sanggup merawat anaknya bisa menjadi ketakutan tersendiri, bagaimana nantinya jika mempunyai anak, mereka juga tidak bisa merawat anak tersebut dengan baik. Hal ini yang membuat mereka memutuskan untuk childfree daripada terjadi penyesalan di kemudian hari. Kemdian, ada pendapat bahwa dengan childfree, wanita bisa menjaga bentuk tubuh dan wajah sesuai keinginan mereka tanpa harus takut dengan stretchmarks yang akan muncul pada saat hamil. Ingin fokus baik dengan diri sendiri maupun pasangan juga memperkuat seseorang untuk childfree. Tidak adanya "beban" yang dipikul ketika ingin traveling ataupun sekedar me time, membuat beberapa wanita tergiur sehingga pada akhirnya memilih childfree sebagai jalan keluarnya.

Untuk kontra, mungkin tidak sebanyak pendapat pro, tetapi menurut saya hal ini juga menjadi salah satu pertimbangan ketika kita ingin memilih childfree sebagai keputusan yang akan dipilih. Dalam hidup, kita tidak selalu muda. Akan datang hari tua dimana kita tidak bisa melakukan hal-hal yang mungkin biasa dilakukan pada masa muda untuk mengusir kebosanan ataupun mengatasi kesepian. Jalan childfree tidak dipilih oleh beberapa orang karena khawatir akan merasa kesepian di masa tua mereka. Sudah banyak berita yang mengabarkan seseorang yang hidup sebatangkara tanpa anak dan hal tersebut tidak jarang membuat orang-orang menimbang kembali keputusan untuk childfree. Selain itu, mereka yang memilih untuk childfree tidak bisa memiliki perasaan yang sama dengan teman sebayanya yang sudah memiliki anak dan bisa tumbuh rasa minder di dalam diri pribadi.

Perihal yang sudah disebutkan diatas menyatakan bahwa adanya perbedaan terhadap childfree. Perbedaan pendapat ini tidak seharusnya menimbulkan konflik antar masyarakat seperti yang sedang ramai di media sosial. Sebagai wanita, kita berhak menentukan pilihan karena kita yang nantinya akan mengandung selama 9 bulan. Oleh karena itu, individu diharapkan bisa mempertimbangkan dengan baik pro dan kontra childfree yang akan dihadapi ketika mengambil keputusan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun